DLH Ungkap Kondisi Cuaca di Surabaya, Ternyata Begini Mengukurnya

26 Juni 2022 11:30

GenPI.co Jatim - Kepala Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro membeberkan kondisi kualitas cuaca di wilayahnya.

Hebi menyebutkan, berdasarkan hasil monitoring indeks kualitas udara (IKU) pada Januari-Mei 2022, hasilnya berada pada angka 87,0874.

Artinya termasuuk dalam klasifikasi baik (70 ≤ x < 90). “IKU di Kota Surabaya dalam klasifikasi baik,” ujarnya.

BACA JUGA:  Jadwal PPDB SMP Swasta Surabaya Beserta Link Pendaftarannya

Pihaknya saat ini tengah mengukur kembali Indeks Kualitas Udara di Surabaya.

Dia mengungkapan, ada dua cara dalam memonitoringnya, yaitu dengan sistem berkelanjutan dan sesaat. Alat pengukur kualitas udara Surabaya tersebut ditempatkan di beberapa titik.

BACA JUGA:  Sungguh Terlalu, Warga Nyamplungan Surabaya ini Tak Ada Kapoknya

“Untuk pemantauan berkelanjutan, DLH menggunakan alat pengukur analyzer yang ditempatkan di stasiun pemantau Kantor Kelurahan Kebonsari dan Kebun Bibit Wonorejo,” katanya.

Pemantauan dari dua lokasi tersebut merujuk pada parameter kualitas udara (PM10, CO, NO2, SO2, dan O3), serta meteorologi (kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban, curah hujan, serta global radiasi).

BACA JUGA:  Pernyataan Ketua GP Ansor Surabaya Keras, Holywings Bisa Terancam

"Pemantauan pada kedua lokasi itu menghasilkan dua data, yaitu data indeks standar pencemar udara (ISPU) serta data konsentrasi kualitas udara dan parameter iklim," katanya.

Hebi menyebut, untuk mengukur kualitas udara tersebut juga digunakan alat sensor merujuk pada parameter kualitas udara (PM10, PM 2.5, CO, NO2, SO2, dan O3), serta meteorologi (kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban, curah hujan, global radiasi serta UV Indeks).

"Untuk alat pengukur sensor ditempatkan di Kantor Kecamatan Tandes. Alat pengukur sensor juga menghasilkan data (output, red) sama dengan alat pengukur analyzer," tegasnya.

DLH Surabaya juga mengguanakan pemantauan sesaat, yakni dengan menggunakan alat Gent Stack Sampler serta Passive Sampler.

Kedua alat pencuplik udara tersebut lokasinya dapat dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan.

Cara memantau Gent Stack Sampler merujuk pada parameter PM10, PM 2.5, black carbon, dan 16 unsur logam lainnya dengan lokasi pantau berada di Terminal Tambak Osowilangun (TOW).

Alat tersebut bisa dipindah sesuai dengan kebutuhan. Lalu untuk alat passive sampler parameternya merujuk pada NOx dan SO2 dengan lokasi pantau SIER (industri), Kebun Bibit (permukiman), Jemur Ngawinan (transportasi), dan Menanggal (perkantoran).

Sama seperti alat sebelumnya, ini juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan.

"Sampel dari hasil pemantauan pada kedua alat tersebut dilakukan analisis terlebih dahulu di lab," lanjutnya. (mcr23/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM