GenPI.co Jatim - Pengamat independen industri Minyak dan Gas (Migas) Dr. Komaidi Notonegoro menyoroti wacana pembelian pertalite dan solar bersubsidi bakal menggunakan aplikasi MyPertamina.
Dia kurang setuju dengan wacana yang diajukan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) tersebut.
Komaidi menyarankan agar PT Pertamina membuat pengumuman bahwa konsumen yang bisa membeli Pertalite hanya pemakai kendaraan roda dua, sementara pengendara mobil menggunakan BBM nonsubsidi.
Dia juga meragukan cara pembatasan melalui aplikasi karena akan sulit dilakukan di lapangan karena pegawai SPBU akan berhadapan dengan pengendara mobil yang merasa punya hak membeli BBM Pertalite maupun solar bersubsidi.
"Justru yang ada terjadi banyak pertikaian dengan pegawai SPBU. Belum lagi, tidak semua konsumen punya akses jaringan internet seperti di pelosok," ujar Komaidi.
Menurut Komaidi, secara logika, orang yang membeli mobil tidak mungkin tak mampu beli BBM dengan oktan tinggi.
"Jika memang mereka hanya mampu beli Pertalite yang harganya Rp 7 ribuan, pasti kemampuannya hanya membeli kendaraan roda dua," kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute itu.
Dia mengutarakan, subsidi BBM saat ini sudah sangat membebani negara yang ternyata terus dinikmati oleh orang yang mampu beli mobil tetapi tidak mau beli BBM nonsubsidi.
"Subsidi ditujukan untuk masyarakat kurang mampu. Nah, kalau sudah mampu beli mobil, masa tidak mampu beli BBM nonsubsidi," kritik alumnus Fakultas Ekonomi Unair itu. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News