Universitas Brawijaya Punya Solusi Menangani Wabah PMK

27 Juni 2022 22:00

GenPI.co Jatim - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi saat ini meresahkan peternak. Sejumlah upaya penanganan terus dilakukan sejumlah pihak untuk menghentikan wabah ini, termasuk Universitas Brawijaya.

Produsen susu sapi di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Kasembon, Jabung, Pujon, Ngantang dan Tumpang terkena dampak wabah PMK. Upaya penanganan dilakukan untuk meningkatkan imunitas dan mengurangi luka pada sapi dengan memberi empon-empon.

Ketua tim KKN Doktor Mengabdi (KKN-DM) Riyanti Isaskar menuturkan bahwa Eco-Enzyme (EE) merupakan olahan limbah organik seperti sayur dan kulit buah yang difermentasi secara anaerob sehingga menghasilkan senyawa asam propionat, asam asetat, nitrat, dan karbon trioksida.

BACA JUGA:  Akhirnya Bocah Hilang di Malang Berhasil Ditemukan

Kandungan fenol pada kulit buah sebagai senyawa metabolit sekunder bermanfaat sebagai anti-oksidan, anti-inflamasi, non-alergic, anti-septik, anti-bakteri termasuk penangnanan PMK.

Lanjutnya olahan ini ternyata dapat dibuat secara mandiri dengan memanfaatkan gula, bahan organik, dan air. Pembuatan EE yang mudah, murah dan ramah lingkungan dapat menekan biaya pengeluaran dari para peternak.

BACA JUGA:  Berpikir Kritis Kunci Penting Cegah Penipuan Digital

“Eco Enzyme aman digunakan pada ternak karena komposisi yang digunakan bersifat alami. Upaya Eco Enzyme dalam menekan wabah PMK dengan cara diaplikasikan sebagai obat, pakan ternak dan juga desinfektan alami,” jelas Riyanti kepada GenPI.co Jatim, Senin (27/6).

Pencegahan penularan wabah PMK juga dapat dilakukan dengan cara melarutkan 1 ml EE menggunakan 400 ml air sebagai campuran air minum ternak dan dioleskan pada wilayah mulut dan kaki sapi yang terpapar.

BACA JUGA:  Heboh Pernikahan Beda Agama, PWNU Jatim Beri Komentar Tegas

Selain itu, dengan dosis 1 ml EE : 1000 ml air juga dapat diaplikasikan sebagai desinfektan ternak baik utk mandi maupun disenfektan kandang sedangkan ampas EE juga dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak.

Penggunaan EE dilakukan secara rutin yakni dua kali dalam sehari agar pengaruh yang diberikan terlihat membuahkan hasil yang optimal, sedangkan untuk pencegahan hanya dilakukan 1 kali dalam sehari.

“Para peternak yang telah mengaplikasikan EE pada sapi yang sudah terjangkit, melaporkan bahwa penggunaan EE dalam satu hari dapat meningkatkan nafsu makan pada sapi sehingga meningkatkan imunitas tubuhnya. Bahkan kuku sapi yg bernanah dapat juga sembuh dengan aplikasi EE tersebut,” terang Riyanti.

Dengan adanya inovasi ini, diharapkan pihak akademisi, relawan, maupun pemerintah kedepannya bisa saling bekerja sama dalam upaya penanganan PMK khususnya di Jawa Timur dengan cara perluasan penyebaran Informasi terkait manfaat EE.

“Hal ini sangat membantu peternak kita mengingat keberadaan obat yang masih susah, kalaupun pun ada harganya mahal,” pungkas dosen pada Fakultas Pertanian ini. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM