Ratusan Kucing Dibuang di Bawah Tol Waru, UAPH Temui Armuji

07 Juli 2022 23:00

GenPI.co Jatim - Komunitas Unair Peduli Hewan (UAPH) bereaksi keras terhadap temuan ratusan kucing yang ditelantarkan di area bawah tol Waru. 

Ketua UAPH Alyssa Chaira Handini Tandy mengatakan, tidak seharusnya kucing-kucing tersebut dibuang di area tol. 

Menurutnya, tol merupakan wilayah berbahaya bagi kucing. Banyak kendaraan yang lalu layang bisa mengancam kucing dan pengguna jalan. Semestinya kucing-kucing tersebut dilakukan penanganan dan perawatan.

BACA JUGA:  Komunitas Mercedes Benz Tiger Club Berkumpul Nikmati Banyuwangi

"Banyak kendaraan besar yang lalu lalang dan itu membahayakan kucing maupun pengemudi. Selain itu, pernah terjadi vandalisme di sekitar shelter," kata Alyssa, Kamis (7/7).

Selain bersuara keras soal penelantaran kucing, UAPH menyuarakan lima tuntutan terkait kesejahterahan hewan.

BACA JUGA:  Pandemi Melandai, Event Komunitas di Lumajang Kembali Menggeliat

Kelima poin tersebut, di antaranya pembuangan kucing liar sejumlah 200 ekor, pertunjukkan topeng monyet yang seharusnya tidak boleh dimainkan lagi, kesehatan kuda pada dokar, jagal anjing di Surabaya, dan jual beli hewan primata di Pasar Bratang Surabaya.

UPAH juga menggandeng Animal Lovers untuk mengawal kesejahterahan hewan seperti point yang dimaksud. 

BACA JUGA:  Komunitas Konten Kreator Disiapkan, Wisata Malang Kian Meledak

Poin tuntutan itu telah disampaikan oleh Ketua UAPH Alyssa Chaira Handini Tandy kepada Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Senin (4/7).

Sementara itu, Rescuer and Animal Lover Surabaya Kenfuri Sonia mengatakan, masih terdapat ekspoloitasi hewan yang terjadi, salah satunya pertunjukkan topeng monyet. 

Dia menilai topeng monyet mengarah pada animal violence atau kekerasan pada hewan. Ditakutkan, aksi itu memengaruhi penonton yang bisa turut melakukan hal serupa.

"Mulai hal kecil, misalnya mencubit hewan, menarik ekor hewan, mencabut bulu hewan yang di mana itu adalah tindakan menyiksa. Apalagi mayoritas penontonnya adalah anak kecil," jelasnya. 

Animal Lover Surabaya juga menyoroti jagal anjing di Surabaya, yang sebenarnya bukan hewan layak konsumsi.

"Cara menjagalnya pun dipukul sampai mati, lalu dipotong- potong. Selain itu juga perkara dokar, kuda hamil baru melahirkan dipaksa bekerja, keadaan lelah masih dipecuti oleh delman yang beroperasi di Surabaya," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM