GenPI.co Jatim - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafii menyebut masih menemukan praktik prostitusi terselubung di eks lokalisasi Surabaya.
"Sebenarnya tidak hanya eks lokalisasi Dolly saja, tapi juga Moroseneng, Sememi. Padahal di kedua eks-lokalisasi ini sudah terdapat usaha padat karya yang dibuat oleh Pemkot Surabaya," ujarnya, Sabtu (9/7).
Dia mengatakan, kondisi tersebut diketahuinya saat melintas di Jalan Girilaya yang tidak jauh dari depan Gang Dolly pada malam hari belum lama ini.
Sebelumnya, Imam mengaku penasaran dengan informasi yang didapat bahwa di lokalisasi eks Dolly tidak benar-benar mati. Disinyalir masih ada aktivitas tersebut di lokalisasi yang ditutup pada 2014 tersebut.
Hanya saja, semuanya dilakukan secara terselubung alias sembunyi-sembunyi.
Imam mengeklaim, saat di lokasi yang dimaksud, dia didatangi pria sembari bertanya apakah sedang mencari teman wanita? Pria tersebut lantas mengeluarkan ponsel dan menunjukan foto wanita.
Apabila setuju, dilanjutkan dengan transaksi yang bisa dilakukan di wisma yang berkedok warung kopi. Tarifnya berkisar rata-rata Rp300 ribu untuk short time atau waktu singkat.
"Setelah saya gali, ternyata praktik prostitusi terselubung itu sudah berlangsung lama," kata dia.
Imam pun meminta Pemkot serius mengatasi persoalan sosial ini. "Seharusnya tidak hanya melarang para wanita itu bermaksiat tapi juga dicarikan solusi yang manusiawi, agar mereka tidak terus menerus ke jalan sesat dan menyesatkan itu," kata dia.
Politikus NasDem itu mengaku telah menyampaikan temuan itu kepada 31 camat dan 154 se-Surabaya saat rapat dengan Komisi A DPRD Surabaya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News