GenPI.co Jatim - Mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya Veronica Boni Pamudja memanfaatkan ampas kopi untuk membuat pewarna alami untuk tekstil.
Tiga pewarna alami yang dikreasikannya beberapa merupakan campuran dengan secang dan kunyit.
Dia mengatakan, ada dua tahapan membuatnya, pertama ampas kopi yang akan dijadikan bahan campuran pewarna alami dijemur terlebih dahulu.
Proses penjemuran memakan waktu antara satu hingga dua jam, tergantung cuaca. Ampas itu kemudian diekstraksi. Untuk mengambil zat warnanya, ampas kopi direbus dengan air sampai menyusut setengahnya.
Boni mengaku, melalui proses yang panjang itu lalu memunculkan warna yang unik. "Proses ekstrasi membutuhkan wajtu sekitar 1 jam untuk mendapatkan 600 ml pewarna," kata Boni, Kamis (14/7).
Pengerjaan pewarna dari ampas kopi itu dilakukan bersama komunitas disabilitas berbasis ekonomi Self Help Group Solo.
Boni mengungkapkan, pewarna alami itu kemudian digunakan untuk membuat untuk produk fashion, yakni dua outer dan dua tote bag.
"Dua jenis produk daily fashion apparel yaitu Arsa Outer dan Abisatya Tote Bag ini dikemas dalam sebuah brand bernama BAWARNA," ujarnya.
Dirinya menyampaikan, ampas kopi dipilih karena semakin menjamurnya kedai di Surabaya. Boni mengaku tertantang untuk menjadikan ampas kopi sebagai bahan tugas akhirnya.
"Akibatnya terjadi penumpukan limbah di TPA yang berakibat buruk seperti tanah semakin asam hingga meningkatkan laju pemanasan global," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News