Cerita Remaja Surabaya Raih Sukses di Geography Olympiad Paris

26 Juli 2022 09:00

GenPI.co Jatim - Fiona Zhang siswi SMA Kristen Petra 1 Surabaya berhasil menorehkan tinta emas di ajang International Geography Olympiad Paris 2022.

Di ajang kejuaran geografasi itu, Fiona berhasil mempersembahkan medali perak bagi kontingen Indonesia.

Ketika di temui GenPI.co Jatim, Fiona menceritakan awal mula dirinya jatuh cinta pada ilmu geografi hingga mengikuti ajang internasional itu.

BACA JUGA:  Unikama Gelar Olimpiade Uniscon, Kenalkan Fisika itu Menyenangkan

Kecintaan Fiona pada geografi sudah muncul sejak duduk di bangku SMP, lantaran dinilai mampu memberikan penjelasan soal kondisi fenomena alam hingga mitigasi bencananya.

Hal itu dirasa sangat menarik. Dia penasaran dengan proses pengalikasian keilmuan tersebut.

BACA JUGA:  Pelajar Surabaya Raih Perunggu Olimpiade Matematika di Norwegia

"Jadi, geografi itu gabungan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial," kata Fiona, Senin (25/7).

Sangking cintanya, dia sampai meluangkan waktu khusus antara empat hingga enam jam untuk memperdalam geografi. Hal itu rutin dilakukannya setiap Sabtu dan Minggu.

BACA JUGA:  Pelajar Surabaya Raih Perak Olimpiade Geografi di Paris, Bangga!

Baginya, waktu empat hingga enam jam yang disiapkan tak terasa lama. Sebab, dia sudah kadung minat pada keilmuan itu.

Bahkan, Fiona juga bergabung dengan forum diskusi para pencinta geografi seluruh Indonesia melalui aplikasi WhatsApp.

Di grup itu dia semakin menggali banyak informasi terbaru seputar keilmuan yang digelutinya.

Meski menyimpan minat besar, namun hal itu diperyanyakan oleh orang tuanya. Siswa yang kini duduk di bangku kelas 12 itu pun lebih diarahkan ke kedokteran atau biologi.

Hal itu dijadikannya sebagai modal semnagat untuk membuktikan kepada orang tuanya. Dia benar-benar serius memperdalam ilmu geografi.

Pembuktian awal terjadi saat Fiona Zhang mengikuti perlombaan geografi di Universitas Gajah Mada (UGM), Jogja, sekitaran dua tahun lalu atau saat dia masih duduk di bangku kelas 10 SMA.

Dia tak menampik jika peluang menang begitu tipis. Tetapi, tekadnya itu sudah bulat. Fiona ingin membuktikannya.

"Saya bilang ke mama kalau peluangnya kecil, kalau misalnya aku menang berarti memang passion saya di geografi, mama support ya," jelasnya.

Berkat usaha kerasanya dan dibarengi tekad yang kuat, ajang itu berhasil dimenangkan. Medali perak berhasil direngkuh.

'Waktu pertama kali ikut itu dapet perak itu masih kelas 10 SMA," ungkapnya.

Berawal dari hal itu, dukungan dari orang tuanya mengalir deras. Puncaknya saat dia hendak mengikuti seleksi olimpiade tingkat internasional.

Fiona pun ikut dalam tahapan awal di tingkat kabupaten/kota. Dia lolos dan melanjutkan perjalannya ke tingkat provinsi.

Saat itu, Fiona harus bersaing dengan pulahn ribu peserta dari seluruh Indoneisa. Mereka semua melaksanakan tes secara online.

"Awalnya seleksi tingkat kota itu tahun ini, sekitar Juni, lalu (dinyatakan, red) lolos masuk tingkat provinsi. Pesertanya juga banyak puluhan ribu dan itu tes nya dilakukan secara online atau daring," jelasnya.

Remaja kelahiran Maret 2005 itu kembali lolos. Kali ini dia masuk dalam tahapan seleksi nasional di Bandung dan berhasil melaluinya.

Namanya masuk dalam kontingen Indonesia untuk mengikuti kejuaraan International Geography Olympiad Paris 2022. Dia bergabung bersama tiga orang lainnya.

Pengumuman itu didapatinya saat dalam perjalan pulang dari Kota Kembang menuju Kota Pahlawan.

Sontak, mewakili nama bangsa sangat disyukuri oleh ibundanya. Fiona pun tak pernah berpikir jika dirinya bisa bergabung dalam Kontingen Indonesia.

"Waktu denger kalau lolos tingkat internasional mama seneng banget terharu, sujud syukur," ungkapnya.

Ajang geografi tingkat internasional itu diikutinya dari Bandung, pada 15 Juli 2022. Sebab, kondisi masih diselimuti pandemi covid-19, kontingen Indonesia tak bisa berangkat ke Paris.

"(Perlombaan dilakukan, red) online dari Bandung, kan pandemi," ujarnya.

Dia ingat betul, selama lomba ada tiga sesi yang harus dilampauinya, pertama menulis essay lima dari 13 sub bab geografi. Kedua, sesi multimedia yang menyajikan pengetahuan umum melalui audio bergambar, dan ketiga merupakan sesi MBT.

Perlombaan itu terbagi dalam dua kategori, yakni individu dan tim.

"(MBT) kalau offline, seperti naik perahu lalu disuruh mengamati fenomena di sekitar. Kemudian, melakukan kalkulasi dan perencanaan pembangunan pariwisata. Jadi, bikin proposal dan peta. Waktu itu saya ambil bidang agrotourism. Ada yang lomba poster itu tim 4 orang juara 1," jelasnya.

Usia gelaran lomba atau tepatnya pada 17 Juli 2022, Fiona mendapatkan kabar. Namanya menduduki peringkat kedua dan menggondol medali perak olimpiade geografi internasional itu.

Menurutnya, prestasi itu tak bisa dilepaskan dari peran orang tuanya yang sudah total memberikan dukungan. Dia pun mengucapkan terimakasih akan hal tersebut.

"Yang ingin saya sampaikan ke mama, semoga selalu dukung aku, terimakasih sudah selalu support aku dari awal," ungkapnya.

Ditanya soal langkah ke depannya, Fiona Zhang mengaku, bakal kembali mengukuti perlombaan serupa tahun depan.

Targetnya tak main-main, dia ingin menempatkan nama Indonesia di urutan pertama, sekaligus menyabet medali emas kejuaraan geografi internasional yang digelar di Bandung.

"(Ajang geografi, red) internasional tahun depan di Bandung, rencana ikut disana. Langsung (mengikuti, red) seleksi nasional yang pelatnas kedua, sekitar Juli. Sekarang aku kelas 12.l, tetapi bisa ikut lombanya, saratnya usia 16-19 tahun, belum berkuliah," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM