Canggih , Dosen IT Telkom Luncurkan Alat Pemantau Kolam Lobster

29 Juli 2022 22:00

GenPI.co Jatim - Institute Teknologi (IT) Telkom Surabaya membuat alat monitoring air kolam lobster dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT).

Inovasi alat monitoring air kolam lobster dikerjakan oleh empat orang dosen ITTelkom, yakni Mochamad Nizar Palefi Ma’ady, Yupit Sudianto, Helmy Widyantara, dan Ubaidillah Umar.

Keempatnya dibantu oleh dua mahasiswa, yakni Denny Daffa Rizaldy dan Bintang Marwan Putra Pradana.

BACA JUGA:  Keren Cak, Mahasiswa ITS Surabaya Ciptakan Inovasi Baterai BMG

Ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat ITTelkom Surabaya Mochamad Nizar Palefi mengatakan, alat monitoring air kolam itu juga memiliki tiga unit output, yakni pengukur kadar suhu air, pH atau keasaman air, dan DO atau oksigen terlarut di dalam air.

Sekaligus menggunakan ESP32 yang dilengkapi layar display

BACA JUGA:  Mahasiswa UK Petra Ciptakan Pewarna Alami dari Ampas Kopi

Cara kerjannya, alat tersebut harus tekoneksikan dengan internet atau wifi agar bisa terhubung ke website monitoring.

"Sehingga data yang berada di kolam akan otomatis terupdate di website." kata Nizar, Jumat (29/7).

BACA JUGA:  UK Petra Luncurkan Inovasi Teknologi Pendidikan Berbasis VR

Nizar menyebut, ada dua website yang disedikan, yakni monitoring dan klasifikasi kualitas air.

Website monitoring bekerja melakukan pemantauan kondisi air kolam secara real time. Nantinya, alat itu bakal mengirimkan data ke website tersebut.

"Website monitoring yang memungkinkan para peternak lobster dapat memantau kadar air yang ada di kolam lobster tersebut cukup melalui HP," terangnya.

Nizar menjelaskan, fungsi website klasifikasi kualitas air untuk melakukan seleksi pada kadar air kolam lobster, apakah masuk dalam kategori optimal, layak atau tidak layak.

"Mekanisme kerja pada website ini yaitu peternak harus menginput data yang dihasilkan oleh website monitoring, kemudian jika hasil dari input hijau maka artinya air tambak optimal kemudian artinya ialah layak dan merah berarti tidak layak," jelasnya.

Sementara itu, Nizar mengungkapkan, pembuatan alat tersebut melihat pada permasalahan yang dialami oleh peternak lobster, khsusnya di Kenjeran, Surabaya.

Permintaan lobster, kata dia, memang tinggi, namun tidak dibarengi dengan angka produksi yang mencukupi.

Penyebabnya, yakni terkait kendala pada proses pengewasan kualitas air kolam lobster.

"Sulitnya pengawasan terhadap kualitas air yang dipengaruhi kandungan feses lobster, sisa pakan yang berlebihan, kedalaman air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah," kata dia.

Bisa juga karena sanitasi cahaya yang kurang atau berlebihan (tambak indoor atau outdoor), hingga kurangnya kadar oksigen di dalam air. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM