Penutupan Padepokan Gus Samsudin Berbuntut Panjang, Warga Geram

01 Agustus 2022 15:30

GenPI.co Jatim - Penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Blitar berbuntut panjang, saat ini warga dibuat geram karena membuat gaduh.

Padepokan Nur Dzar Sejati milik Gus Samsudin di Blitar sudah ditutup.

Penutupan itu berdasarkan hasil kesepakatan warga dengan sejumlah elemen masyarakat dan pihak berwajib.

BACA JUGA:  Rumah Dijual di Surabaya, Murah, Lokasi Istimewa

"Kalau hari ini padepokan tutup sesuai arahan dari Pak Dandim dan Pak Kapolres untuk selanjutnya dilakukan mediasi di polres dengan melibatkan unsur-unsur terkait, ormas, masyarakat, kubu Samsudin, begitu pula warga sekitar," kata Kepala Desa Rejowinangun, Blitar Bhagas Wigasto saat dihubungi GenPI.co Jatim, Senin (1/8).

Ternyata setelah adanya keputusan untuk menutup padepokan itu, masalah tidak berhenti.

BACA JUGA:  Pamit Kencing, Seorang Kuli Bangunan Hilang di Sungai Brantas

Bhagas Wigasto menjelaskan, setelah kejadian tersebut bermula dari aksi demo yang kemudian viral.

Buntut demo itu beberapa orang dari ormas datang untuk menanyakan asal massa tersebut.

BACA JUGA:  Profil Ahmad Yudianto, Dokter Unair yang Autopsi Brigadir J

"Kemarin sore itu terjadi unjuk rasa demo, penutupan. Malamnya, ormas keagamaan datang ke situ menanyakan bahwa yang ikut dalam konten itu, keributan itu apa benar-benar itu warga desa sini (warga Rejowinangun) atau yang lain (warga luar desa, red)," ujarnya.

Bhagas mengungkapkan bahwa massa yang melakukan aksi tersebut bukan berasal dari Desa Rejowinangun.

"Nah, ketika kami tanya pasca pelaksaan itu ternyata mereka warga luar kota. Jadi, bukan warga desa Rejowinangun itu," ujarnya.

Sementara warga tidak puas dengan penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati, mereka meminta Gus Samsudin minta maaf karena dinilai membuat resah warga setempat.

"Tuntutan kemarin itu akhirnya penutupan. Kemudian, permintaan maaf dari Samsudin terkait masalah memakai nama warga Desa Rojowinangun," jelasnya.

Selain dua hal tersebut, Bhagas mengaku buntut lain perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin merembet pada website desa.

Dia menjelaskan, sejumlah data yang ada di dalam website desa lenyap.

"Kami kan punya unit pelayan satu pintu terkait layanan publik, seperti surat menyurat, hancur data-data desa kami," ungkapnya.

Ditanya soal pihak yang melakukan perentasan, dia tak menyebut secara pasti. Dia pun menduga, hal itu juga buntut peristiwa perseteruan Pesulap Merah dengan Gus Samsudin.

"Hacker mungkin (yang melakukan perentasan, red), tetapi kan imbasnya itu ada tulisannya Rejowinangun anarkis atau apa. Berarti ada rentetan benang merahnya kan dari peristiwa itu," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM