GenPI.co Jatim - Universitas Airlangga atau Unair mengukuhkan empat guru besar baru.
Keempat guru besar tersebut, yakni Prof. Dr. Lilik Maslachah dari Fakultas Kesehatan Hewan, Prof. Hadi Shubhan asal Fakultas Hukum, Prof. Dr. Ahmad Yudianto dari Fakultas Kedokteran, dan Prof. Rahma Sugihartati sal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih mengapresiasi orasi ilmiah yang dilakukan para guru besar baru tersebut.
Salah satunya milik Prof. Lilik Maslachah dari Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) yang menyoroti penyakit malaria dan obatnya.
"Padahal, penyakit dan masalah obat-obatan itu adalah domain fakultas kedokteran. Begitu pula guru besar baru kita Profesor Hadi Shubhan dari fakultas hukum," ujarnya, Rabu (10/8).
Orasi milik prof. Hadi yang mengangkat mengenai kepailitan. Disinggung di dalamnya banyak aspek ekonomi terkait akuntansi, aset, hingga solvabilitas.
Hal yang sama juga terjadi pada orasi prof. Yudi dan prof. Rahma.
Prof Yudi berbicara terkait aspek-aspek hukum dalam proses identifikasi. Sedangkan Prof Rahma menyinggung aspek informasi dalam ilmu perpustakaan.
Nasih menyebut, Inklusivitas merupakan keniscayaan dan keharusan. Pengukuhan guru besar ini menjadi momen bahwa tidak ada ilmu yang ekslusif.
"Momen pengukuhan ini menunjukkan bahwa tak ada lagi bidang ilmu yang eksklusif. Eksklusivitas bidang ilmu di Unair telah terkikis, sehingga kini kerja sama antar bidang bisa terbina dengan baik dan lebih terbuka," kata Nasih.
Pihaknya juga mengapresiasi penggunaan teknologi dalam riset. Menurutnya, semua disiplin ilmu harus memanfaat teknologi untuk mengoptimalkan fungsi keilmuan.
"Lewat teknologi, bahan-bahan natural dan tradisional bisa dimaksimalkan potensi dan manfaatnya seperti pada riset Prof Lilik. Begitu pula pada pemanfaatan teknologi dalam identifikasi DNA, kepailitan, maupun ilmu sains informasi," ujarnya. (anT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News