Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Dapat Kecaman, Tak Etis!

12 Agustus 2022 13:00

GenPI.co Jatim - Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet menuai kontroversi. Musik bergenre dangdut tersebut mendapat protes banyak pihak.

Salah satunya dari budayawan dan ahli sejarah Lamongan. Mereka menilai lagu tersebut dihentikan karena tidak etis.

Budayawan Lamongan Hidayat Ikhsan menyayangkan adanya lagu tersebut. Dia menilai tidak sepatutnya, Joko Tingkir yang merupakan tokoh besar sejarah perkembangan pemerintahan dan agama Islam diparodikan jadi parikan.

BACA JUGA:  Dewa Budjana Tampil di Banyuwangi, Bawakan Lagu Spesial

"Memang, siapa saja boleh minum dawet, tapi kalau menilik lagu dan syairnya kan dipakai guyonan," katanya mengutip Ngopibareng.id, Kamis (11/8).

Candaan boleh saja, tetapi harus sesuai tempatnya. Tidak etis tokoh besar yang harusnya dihormati justru dijadikan guyonan.

BACA JUGA:  Duet Denny Caknan Happy Asmara Lagu Madiun Ngawi Trending YouTube

Joko Tingkir, kata dia, merupakan tokoh pejuang dan pemberani. Putra Kiai Pengging yang hidup di masa Kerajaan Pajang.

Tokoh ini juga merupakan tentara kerajaan, yang kemudian mengembara menyusuri Bengawan Solo hingga ke Lamongan.

BACA JUGA:  Dikenal Sebagai Kades Cantik, Aura Bidadari Lamongan Memesona

"Dan, makamnya ditemukan dan diziarahi oleh Gus Dur (Abdurrahman Wachid) di Desa Pringgoboyo tersebut," tuturnya.

Hidayat secara tegas meminta agar lagu tersebut tidak lagi dinyanyikan. Dia juga mengimbau penciptanya untuk meminta maaf. "Penciptanya juga harus minta maaf kepada masyarakat Lamongan, " tandasnya.

Pemerhati budaya Lamongan Supriyo mengatakan hal yang sama. Menurutnya, sangat tidak etis dimasukkan dalam syair guyonan.

"Jelas, Joko Tingkir dalam syair lagu tersebut dipakai guyonan. Sehingga, jika itu dibiarkan nantinya akan ada tokoh-tokoh besar lainnya akan diperlakukan yang sama. Dan itu sangat tidak etis," katanya.

Dia tak menampik lagu tersebut enak, namun seharusnya tidak menggunakan tokoh yang dihormati.

"Berdasarkan kultur masyarakat Jawa, hal itu sangat tidak etis. Lagunya enak, tapi jangan pakai syair Joko Tingkir lah. Kan bisa Joko Kenthir atau Joko Kintir atau yang lain," ujarnya.

Pihaknya pun mengimbau penciptanya untuk meminta maaf tidak hanya kepada orang Lamongan, tetapi juga masyarakat Jawa. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM