Pengamat Unair Tanggapi Pidato Kenegaraan Jokowi, Poin ini jadi Perhatian

16 Agustus 2022 18:00

GenPI.co Jatim - Pengamat politik Universitas Airlangga atau Unair, Airlangga Pribadi menyinggung pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo, Selasa (16/8).

Satu poin yang menjadi perhatiannya, yakni ajakan menghindari polarisasi atau politik identitas saat Pemilu.

Dia memuji ajakan Presiden Jokowi tersebut. Menurutnya, Polarisasi atau politik identitas masih menjadi salah satu persoalan utama di Indonesia

BACA JUGA:  Eri Cahyadi Masuk Gorong-Gorong, Sudah Mirip Jokowi Nih

"Saya pikir bahwa catatan dari presiden terkait polarisasi ini sangat baik. Polarisasi atau politik identitas itu menjadi salah satu persoalan utama dalam proses politik Indonesia," ujarnya, Selasa (16/8).

Airlangga menyebutkan, dalam beberapa tahun belakangan kecenderungan politik identitas sangat terasa.

BACA JUGA:  Pengamat: Tak Aneh Muhaimin Iskandar Bidik Suara di Jatim

Banyak faktor yang mendorong penguatan polarisasi yang hingga sekarang masih berpotensi tampil kembali. Karena itu butuh ulasan yang lebih mendalam lagi.

"Kita harus melihat dimensi polarisasi identitas itu bukan hanya dalam persoalan politik yang dipisahkan dari problem sosial yang lain. Ketimpangan sosial ekonomi itu yang semakin lama semakin besar turut memperkuat politik identitas ini," tuturnya.

BACA JUGA:  4 Guru Besar Unair yang Baru, Berikut Daftaranya

Problem ketimpangan sosial dan kerawanan ketahanan ekonomi, kata dia, juga terjadi di kalangan menengah urban.

Daya beli masyarakat urban yang menurun, berpotensi memperkuat polarisasi politik identitas tersebut.

Banyak kelas menengah dengan pendidikan tinggi memiliki ekspektasi penghasilan besar, namun berbanding terbalik dengan kenyataan.

"Hal ini yang membuat mereka mudah terprovokasi dengan propaganda polarisasi identitas," imbuhnya.

Dia juga menyebut, polarisasi identitas kerap kali digunakan sebagai instrumen politik oleh para elite dan pebisnis sebagai mekanisme rencana mereka untuk memenangkan elektoral.

"Elite ini yang kerap melihat dan memberikan ruang bagi tampilnya politik identitas. Kedua hal ini harus diuraikan," tuturnya.

Dia pun menyarankan untuk mendorong penguatan demokrasi dalam meredam politik identitas.

Hadirnya partai politik bisa menjadi kanal untuk meredam kecenderungan polarisasi identitas. "Saya pikir tiga hal itu yang perlu menjadi catatan dari uraian yang baik dari presiden terkait dengan problem politik identitas ini," kata dia. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM