GenPI.co Jatim - Pasar Hewan di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang masih tutup sejak awal ditemukannya suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kondisi tersebut membuat para pedagang atau blantik sapi mulai resah karena tidak kunjung dibuka.
Sejak penutupan pasar tersebut, para blantik memanfaatkan pinggir jalan untuk berjualan.
Salah satu pedagang asal Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji Ahmad Basuki mengaku sudah berjualan di pinggir jalan sejak 12 Mei 2022.
Dia memilik mengikat ternaknya di tepi jalan sekaligus sebagai bentuk protes penutupan pasar hawan.
Kebijakan tersebut, dinilainya sangat memberatkan. Sebab, Blantik adalah satu-satunya mata pencahariannya untuk bertahan hidup.
"Sudah tiga bulan ini pasar hewan masih tutup. Dulu pas Iduladha kami (pedagang, red) juga berjualan di pinggir jalan seperti ini," ucap Basuki pada GenPI.co Jatim, Selasa (16/8).
Dia pun tak menampik jika wabah PMK yang menyerang sapi sangat merugikan. Basuki punya ramuan khusus untuk menjaga ternak tetap prima.
Obat-obatan rutin diberikan kepada sapi agar tetap sehat dan terhindar dari wabah tersebut.
"Sementara dikasih empon-empon saja. Sejauh ini sapi yang saya jual masih sehat dan semua dalam kondisi prima," imbuhnya.
Terepas dari itu, dia berharap, peerintah bisa segera membuka kembali pasar hewan.
"Belum ada omongan lagi kapan dibuka. Setidaknya kami ini diberi wadah dulu untuk berjualan, sedikit saja penting masih bisa bertahan," katanya.
Handoko, pedagang lainnya mengaku hanya bisa pasrah saat harus berjualan di pinggir jalan. Karena tidak ada tempat lagi yang buka untuk dirinya menjajakan hewan ternak.
"Enggak tau mas. Gini aja tidak masalah. Yang penting masih jualan," kata Handoko.
Dirinya juga berharap agar pasar hewan kembali dibuka dalam waktu dekat. Sebab selama tiga bulan terakhir dirinya harus pasrah berjubel dengan pedagang lain untuk bisa berjualan hewan ternak di pinggir jalan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News