Pengungkapan Kasus Brigadir J Tak Dongkrak Citra di Masyarakat, Kata Pengamat

18 Agustus 2022 15:30

GenPI.co Jatim - Pengungkapan kasus kematian Brigadir J yang menyeret Irjen Pol Ferdi Sambo tidak banyak mendongkrak citra Polri di mata masyarakat menurut pengamat Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Rachmat Kriyantonno.

Dia menilai, alasan pengungkapan kasus kematian Brigadir J tidak banyak mendongkrak citra Polri di mata masyarakat karena selama ini sudah kurang baik.

Bahkan menurutnya, citra kurang baik itu sudah terkonstruksi di benak publik.

“Tidak akan memengaruhi, sebab Polri sudah bercitra kurang baik. Ada ungkapan satir di masyarakat misal kehilangan ayam jika melapor polisi bisa kehilangan sapi,” ucap Cak RK sapaan akrabnya kepada GenPI.co Jatim, Kamis (18/8).

BACA JUGA:  Rumah Murah Dijual di Sidoarjo, Fasilitas Istimewa

Lanjutnya, berdasarkan survei Litbang Kompas dijelaskan bahwa citra positif Polri cenderung menurun, bahkan pada Juni 2022 menunjukkan angka terendah dalam rentang lebih dari satu tahun, yakni 65,7 persen.

Citra kurang baik tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun dan sudah dalam kondisi dormant stage atau tahap tidak aktif.

BACA JUGA:  Aliansi Kota Santri Demo di Depan Pengadilan, Ingin Mas Bechi Dihukum Setimpal

“Walaupun banyak program layanan presisi yang notabene adalah cara membentuk citra Polri namun tampak masih sulit dihilangkan. Faktor sulit diubah akibat ulah anggota (Polri, red) yang masih banyak terjadi. Bisa dibilang belum hilang sama sekali,” imbuhnya.

Dia mengatakan, kasus pembunuhan Brigadir J menjadi pemantik citra negatif muncul lagi ke publik. Terlebih dalam kasus ini bisa menurutnya seperti kisah telenovela karena ditambah bumbu-bumbu sedap dari para aktor yang terlibat.

BACA JUGA:  Profil Ahmad Yudianto, Dokter Unair yang Autopsi Brigadir J

“Apalagi, melibatkan bintang dua tentu membuat name makes news bagi media. Itu semua membuat amplifikasi isu. Peristiwa ini pun semakin besar lewat viral para netizen,” katanya.

Pasca kasus FS inisial Ferdy Sambo ini, dia mengingatkan bahwa Polri berada di garda terdepan dalam pelayanan publik yang memiliki intensitas interaksi dengan masyarakat sangat tinggi. Dengan demikian perlu ada porsi pada strategi antisipatif lewat pembangunan SDM yang professional.

“Polri mesti tidak hanya fokus pada strategi responsif terhadap kejadian. Profesionalitas mencakup adab, skill dan pengetahuan. Strategi antisifpatif ini juga bisa berbentuk manajemen isu yang baik,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM