Pernyataan Kiai Sepuh di Kediri Bisa Buat Luhut Terpojok

27 April 2021 14:00

Jatim.GenPI.co - Uneg-uneg para kiai sepuh di Kediri langsung tumpah ketika bertemu dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. 

Sejumlah ulama ini menyampaikan rasa keprihatinan soal kamus Sejarah Indonesia yangn belakangan memang tengah ramai jadi perbincangan. 

BACA JUGA: Ponpes Tebuireng: Kamus Sejarah Indonesia Tak Layak, Framing

Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Ngasinan, Rejomulyo, Kota Kediri K.H. Anwar Iskandar misalnya. Ia menyampaikan beberapa poin yang menurutnya janggal. 

"Pertama Pancasila tidak masuk dalam kurikulum pendidikan. Kedua frasa agama agar diganti dengan pelajaran budi pekerti, dan ketiga masalah tidak dicantumkannya nama KH Hasyim Asy'ari," ujarnya, Senin (26/4). 

Menurutnya, masalah ini harus segera diselesaikan. Ia berharap semua masalah ini segala ada solusinya. 

Hal yang sama juga disampaikan Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, K.H. Oing Abdul Muid Sohib.

Gus Muid menyebut para kiai PP Lirboyo khusus meminta pemerintah memperhatikan agar ulama yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa tetap dikenang dalam sejarah. 

"Tadi kami klarifikasi, tabayun dan sudah diklarifikasi. Nanti tinggal tindaklanjutnya saja," katanya. 

Bagi Gus Muid, peran pendiri NU K.H. Hasyim Asy'ari cukup besar. "Tidak dimasukkan dalam kamus sejarah Indonesia itu tidak betul," tegasnya. 

Keterangan Gus Muid menirukan Menteri Luhut, tidak dimasukkannya nama K.H. Hasyim Asy'ari ke dalam kamus itu bukan kesengajaan.

BACA JUGA: Budidaya Jamur Merang di Lumajang, Punya Nilai Ekonomi Tinggi

Menteri Luhut menjelaskan peran NU sangat penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. 

"Menko juga menyatakan, Indonesia kalau tidak ada NU sudah buyar dari kemarin. Tidak mungkin menghilangkan peran Mbah Hasyim," kata Gus Muid. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM