GenPI.co Jatim - Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa terkait amplop untuk kiai atau ulama mendapat protes keras.
Ikatan Alumni Ponpes se-Kabupaten Kediri menuntut Ketua Bappenas itu menyampaikan permohonan maaf tanpa syarat.
koordinator Ikatan Alumni Pondok Pesantren se-Kabupaten Kediri, Safaat Ali Mutasom meminta Suharso menyampaikan permohonan maaf tersebut secara virtual maupun tertulis.
Pihaknya juga meminta Presiiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengevaluasi Kepala Bappenas.
"Kami meminta dan mengharap kepada bapak Presiden Joko Widodo mengevaluasi salah satu pembantunya yaitu Kepala Bapenas, kok bisa membuat kegaduhan seperti ini," ujarnya mengutip Ngopibareng.id, Sabtu (20/8).
Pihaknya juga meminta Suharso untuk mundur dari Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan.
Menurutnya, sebagai pimpinan partai Islam, harusnya menghormati kiai.
Safaat menilai, permintaan maaf yang pernah disampaikan Suharso hanya sepotong. Karena itu, pihaknya berharap Suharso segera melakukan permohonan maaf secara terbuka.
"Kami tidak bisa menjamin bagaimana masyarakat nyaman karena hal itu bisa berdampak pada pandangan masyarakat terhadap kiai," katanya.
"Saya tidak bisa menjamin tidak akan ada gerakan massa untuk menyuarakan protes mereka dengan bentuk aksi atau demo. Setidaknya kami masih mengingatkan kembali," tegasnya.
Wakil Koordinator Ikatan Alumni Pondok Pesantren se Kabupaten Kediri, Gus Sulkan menyampaikan, permntaan maaf yang disampaikan harus tanpa syarat.
"Karena dari kalimat maafnya itu masih diberi embel-embel bahwa apa yang disampaikan masih dipotong-potong oleh teman pegiat media sosial. Makanya permintaan maafnya harus disampaikan tanpa syarat," katanya.
Pihaknya menyesalkan terkait perkataan yang pernah dilontarkan Suharso.
Dia meminta permintaan maaf dilakukan secara langsung maupun tertulis. "Sebagai pejabat publik kalau ngomong harus hati-hati," tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News