Vegetasi DAS Rejoso Pasuruan Butuh Perhatian Bersama

23 Agustus 2022 23:00

GenPI.co Jatim - Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pasuruan atau FDP mengingatkan kondisi sungai yang kritis. DAS Rejoso salah satunya, ada banyak masalah yang perlu ditangani. 

Ketua FDP Kabupaten Pasuruan Heru Farianto menyebutkan, wilayahnya memang memiliki sumber daya air yang melimpah. Namun, bila tidak dijaga bisa hilang. 

“Debit Mata Air Umbulan pernah mencapai sekitar 6000 liter per detik. Sekarang sekitar 4000 liter saja," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima GenPI.co Jatim, Selasa (23/8). 

BACA JUGA:  Legawa, Pria Asal Pasuruan Maafkan Pencuri Uangnya Rp28,5 Juta

Dia mengatakan, salah satu permasalahan misalnya, di DAS Rejoso Pasuruan yakni alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian, pemukiman, juga tambang, menimbulkan erosi dan sendimen. 

"Bila hujan terjadi, air tidak bertahan lama. Malah menyebabkan erosi dan sedimentasi. Muncul masalah kualitas air,” katanya.

BACA JUGA:  Rumah Dijual Murah di Pasuruan, Harga Tak Sampai Rp500 Juta

Managing Director lembaga riset The Center for International Forestry Research (CIFOR) dan The International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), Robert Nasi mengatakan, perlu manajemen kolaborasi terpadu dalam pengelolaan DAS Rejoso, Pasuruan. 

"Membangun kolaborasi dalam pengelolaan permasalahan lingkungan memang tidak mudah," kata dia. 

BACA JUGA:  Jam Kerja Baru untuk ASN Pemkab Pasuruan, Berubah Loh!

Eksplorasi yang berlebihan di DAS Rejoso, mulai dari alih guna lahan, hilangnya vegetasi yang mengakibatkan terjadinya banjir, erosi tanah, longsor, kekeringan. 

Pengelolaan yang kurang, ditambah dengan tumpang tindihnya kewenangan dan ketidakpedulian terhadap konservasi memperburuk kondisi DAS Rejoso. 

"Ada banyak faktor yang perlu mendapat perhatian. Faktor ketersediaan dana memang penting, tetapi ada yang lebih penting yaitu trust atau saling percaya di antara semua pemangku kepentingan yang terlibat,” katanya.

Dia menyarankan untuk membangun hubungan antar-pihak. Butuh komitmen dari berbagai pihak untuk mengelolanya. 

Direktur CIFOR-ICRAF Indonesia, Sonya Dewi mengatakan, selama ini hubungan pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam pengelolaan DAS sudah baik. 

“Upaya konservasi yang dilakukan para petani peserta program terbukti dapat meningkatkan infiltrasi air hujan di wilayah hulu dan tengah DAS Rejoso. Program budi daya padi ramah lingkungan dan pembangunan sumur bor dengan konstruksi yang baik juga berpengaruh untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air,” jelasnya. 

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mendukung penuh upaya penanganan DAS. Bahkan, pihaknya ingin menjadi bagian dari solusi. 

“Itulah sebabnya kami juga menjadi bagian Forum DAS Pasuruan untuk berkonstribusi dalam aksi bersama merestorasi DAS Rejoso dan DAS-DAS lainnya sehingga kondisinya pulih dan dapat terus memberikan manfaat,” kata Karyanto. (*) 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM