GenPI.co Jatim - Harga bahan bakar minyak (BBM) yang bakal dinaikkan oleh pemerintah membuat para pengemudi ojek online (ojol) di Jawa Timur meminta kenaikan tarif dari aplikasi.
Hal ini sebagai salah satu tuntutan yang dibawa para pengemudi ojol saat menggelar aksi demo pada Rabu (24/8).
Humas Frontal Level 5 David Walalangi mengatakan, permintaan penurunan potongan tarif aplikasi menjadi 10 persen dan mengubah rentang jarak terdekat 0-5 km menjadi 0-4 km dan tolak aturan denda pada saat cancel order.
"Minggu depan BBM akan naik, sampai sekarang driver online belum pernah menikmati kenaikan tarif. Sekarang kami akan minta pemerintah untuk melibatkan frontal dalam penentuan tarif," kata David saat ditemui di Frontage Jalam Ahmad Yani.
Beberapa tuntutan lain yang turut dibawa, yakni penghapusan biaya layanan pemesanan, tolak sistem double order dan auto bit. Kemudian, hapus zona merah driver online, serta bebaskan driver online dari koperasi individu.
Sementara terkait soal koperasi individu yang menaungi para pengemudi ojol, David menduga para driver itu sering mendapatkan potongan tarif dari pihak koperasi.
"Jadi, masih banyak koperasi-koperasi yang memeras driver. Potongannya bukan cuma aplikasi, tetapi juga dari koperasi," terangnya.
Demo Frontal Level 5 kali ini diperkirakan bakal diikuti 1.000 orang massa aksi. Beberapa perwakilan organisasi ojek online dari luar Jawa Timur dikabarkan juga bakal mengikuti jalannya aksi.
"Estimasi masa ada minimal 1000. Nanti driver dari Bali, Papua, ada juga Banyuwangi, Malang, Gresik, Sidoarjo, Jember, Jakarta beberapa dan Jawa Tengah. Ini perwakilan semuanya ada yang datang (dari luar Jawa Timur, red)," terangnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News