GenPI.co Jatim - Pemerintah pusat berencana melakukan penyesuaian harga BBM subsidi. Kenaikan harga BBM itu rencananya berlangsung pada akhir Agustus 2022.
Pengamat ekonomi dari Universitas Brawijaya Ainur Rofiq menuturkan akan ada efek domino dari kenaikan harga BBM subsidi.
Dia menuturkan kenaikan harga BBM subsidi bisa mempengaruhi sektor lainnya, seperti konsumsi seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga dan sebagainya.
Lanjutnya, selain perubahan harga juga berpotensi munculnya gejolak di tengah recovery ekonomi masyarakat pasca pandemi covid-19.
"Pasti ada potensi panic buying selalu seperti itu. Terutama pada produk kebutuhan pokok," ucap Ainur Rofiq kepada GenPI.co Jatim, Kamis (25/8).
Menurutnya, rencana perubahan harga BBM subsidi sebaiknya harus ditunda terlebih dahulu oleh pemerintah pusat.
Hal tersebut tidak terlepas dari upaya perbaikan ekonomi masyarakat yang sempat anjlok di masa pandemi.
Dia pun menawarkan sebuah solusi yang bisa diambil oleh pemerintah sebagai upaya untuk membangkitkan ekonomi. Seperti terus meluncurkan program dan dukungan ekonomi kepada masyarakat untuk sektor UMKM.
"Khususnya sektor riil UMKM untuk menuju kemandirian dan ketangguhan ekonomi," imbuhnya.
Berdasarkan pengamatannya pula, kenaikan harga BBM juga akan mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap kebutuhan lainnya yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Apalagi, jika kenaikan harga dilakukan pada bulan Agustus ini, dirasakannya, kebijakan tersebut kurang tepat.
"Kurang tepat. Karena recovery ekonomi masih berkangsung. Kalau dinaikkan sekarang akan ada penurunan daya beli itu bisa memperlambat perbaikan ekonomi," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News