GenPI.co Jatim - Hasil uji laboraturium air Sungai Kalisari Damen Surabaya telah terbit. Hasilnya, busa yang sempat muncul pada Selasa (2/8) bukan dikarenakan oleh limbah industri.
Berdasarkan hasil uji lab, penyebab berbusanya Sungai Kalisari Damen dikarenakan faktor limbah rumah tangga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, di sekitaran wilayah Sungai Kalisari Damen tidak ada keberadaan kawasan perindustrian.
"(Hasil uji lab, red) limbah rumah tangga dan usaha kecil seperti itu kan langsung masuk ke kali," katanya saat dihubungi GenPI.co Jatim, Jumat (26/8).
Kandungan di dalam sampel air yang diambil terdapat surfaktan atau senyawa yang ditemukan, salah satunya pada produk deterjen.
"Surfaktan itu bahannya deterjen. Nah di Kalidami situ kan pompanya besar, jadi misal surfaktan bahan deterjen itu diaduk dengan pompa besar akhirnya buihnya jadi banyak," terangnya.
Guna mengantisipasi kejadian serupa, Hebi mengaku, sudah berkoordinasi dengan salah satu perguruan tinggi di Surabaya untuk membuat skema pengelolaan limbah skala rumah tangga.
"Bagaimana caranya (air, red) yang masuk sungai itu sudah tidak ada kandungan surfaktannya," jelasnya.
Selain itu, DLH juga berkoordinasi dengan OPD terkait untuk membuat instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal.
"Jadi, kayak di kampung bisa dibuat IPAL komunal di bawah jalan. Cuma itu kan harus ada koordinasi lebih lanjut," ujarnya.
Sebelumnya, Sungai Kalisari Damen, Kalisari, Mulyorejo, Surabaya mendadak berbusa, Selasa (2/8).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya menyebut, busa itu muncul lantaran adanya turbolensi dari proses atau pengadukan saat proses pemompaan.
Busa yang memenuhi Sungai Kalisari Damen itu diduga berasal dari limbah rumah tangga.
"Penyebab busa tersebut adalah limbah cair kegiatan dari rumah tangga yang langsung dibuang ke sungai antara lain, minyak goreng, lemak, air bekas cucian baju dan cucian dapur, dan sebagainya," kata Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro, Selasa (2/8). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News