GenPI.co Jatim - Sebanyak 22 desa di Bojonegoro dilaporkan tengah krisis air bersih. Puluhan desa tersebut berada di 11 kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan mengatakan, 22 desa yang mengalami krisis air bersih tersebut sesuai pemetaan yang telah dilakukan.
Setiap tahun pihaknya selalu memetakan daerah yang berpotensi mengalami kekeringan saat musim kemarau.
"BPBD Bondowoso sudah melakukan pendistribusian atau dropping air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih. Sekali dropping 10 ribu liter air bersih menggunakan dua truk tangki BPBD Bondowoso," kata Dadan mengutip Ngopibareng.id, Sabtu (27/8).
Sedikitnya, ada 6.994 warga alami kesulitan air bersih di 22 desa tersebut. Pihaknya mengaku telah melakukan distributor air bersih yang dilakukan sejak pekan ketiga Agustus 2022.
BPBD Bondowoso mengimbau kepada warga yang membutuhkan air bersih untuk berkoordinasi dengan desa dan kecamatan.
"Nantinya desa dan kecamatan yang mengajukan permintaan air bersih ke BPBD. Selanjutnya, kami akan dropping air bersih ke desa yang membutuhkan," katanya.
Sekretaris BPBD Bondowoso Kristianto Putro Prasojo mengaku akan mendata daerah mana yang berhak mendapatkan distribusi air bersih.
"Tapi, BPBD tidak serta melakukan dropping air bersih ke desa yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Desa mengajukan permintaan, kemudian BPBD membuatkan SK pengiriman air bersih," jelasnya.
Hingga saat ini desa yang mengalami kekeringan berada di wilayah utara dan selatan Bondowoso, yakni Kecamatan Tegalampel, Klabang, Botolinggo, dan Cermee.
"Sementara yang di ilayah Selatan, ada di Kecamatan Maesan, Grujugan, Jambesari Darusolla, dan Pujer," tandasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News