GenPI.co Jatim - Institut Teknologi (IT) Telkom Surabaya, melalui tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) membantu memaksimalkan branding produk arang briket di Kampung Oase, Jalan Ondomohen, Surabaya, Kamis (25/8).
Branding produk itu, yakni dengan cara mengganti kemasan yang sebelumnya terbuat dari plastik, digantikan dengan kemasan kotak kardus.
Khodijah Amiroh salah satu tim dosen Pengmas IT Telkom mengatakan, branding produk arang briket yang dilakukan juga dibarengi dengan pelatihan pemasaran.
"Ini juga perubahan kemasannya yang sebelumnya plastik, sekarang dengan kardus. Sehingga, dapat meningkatkan daya jual juga," kata Khodijah, Minggu (28/8).
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) DPD Jawa Timur Adi Candra menjelaskan, di sekitaran kawasan Kampung Oase, Jalan Ondomohen juga banyak penjual sate kelapa.
"Bisa dijual, khususnya di sini kan juga ada sate kelopo di depan itu," terangnya.
Arang briket itu juga berasal dari bahan yang dikumpulkan dari sekitaran Kampung Oase, seperti daun kering, ranting pohon, buah, hingga limbah batok kelapa dari sisa rumah makan sate setempat.
"Kampung sini kan Kampung Sayur Surabaya. Otomatis, pohon-pohon yang berbuah akan punya ranting dan itu yang kami ubah, konversi jadi arang briket," terangnya.
Dia menambahkan, arang briket bisa menjadi alternatif penggunaan arang kayu konvensional.
"Jadi, substitusi bahan bakar yang ramah lingkungan. Jadi, ini pengganti arang kayu yang biasa," ungkapnya.
Sekadar diketahui, harga arang briket produksi Kampung Oase, Jalan Ondmohen, Surabaya dipatok sebesar Rp 13.500 per kotaknya. Pembelian bisa langsung dilakukan dengan mengunjungi lokasi produksi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News