Bule Australia Minta Tolong Gubernur Jatim, Anaknya Hilang 10 Tahun Lalu

31 Agustus 2022 01:00

GenPI.co Jatim - Seorang pria bule yang mengaku warga negara Australia, Ayad Alkaabali meminta bantuan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk mencari anaknya.

Diketahui anak Ayad hilang 10 tahun lalu atau pada 2011 silam, karena persitiwa kapal tenggelam.

Permintaan bantuan untuk mencari anaknya dia unggah melalui video yang diunggah melalui Facebook berdurasi 2 menit 12 detik.

BACA JUGA:  Jadwal Vaksin Covid-19 di Surabaya, Kuota Terbatas

"Tolong Bu Khofifah, Gubernur Jawa Timur," katanya.

Video tersebut juga disertakan tangkapan layar berita kejaian tenggelamnya kapal yang ditumpanginya, istri, dan tiga anaknya, beserta ratusan orang imigran.

Dia menjelaskan, 11 tahun lalu, Ayah Alkaabi merupakan imigran dari Irak. Dia bersama ratusan orang lainnya melakukan perjalanan ke Australia melalui Indonesia.

BACA JUGA:  Balai RW di Surabaya Habis Terbakar, Api Diduga Berasal dari Dupa

Namun nahas, kapal yang ditumpanginya pecah di sekitar perairan Trenggalek dan sebagian penumpangnya tenggelam, bahkan ditemukan meninggal dunia.

Dia dan istrinya selamat, sementara kedua anaknya ditemukan sudah tak bernyawa.

BACA JUGA:  Aksi Pria di Kota Batu Tak Biasa, Mencuri Pelumas Terekam CCTV

Sedangkan, satu anaknya yang bernama Ali Ayad Yousef Alkaabi yang saat itu berusia 10 tahun tidak ditemukan.

Rekan Ayad Alkaabali, Wirawan Dwi menceritakan bahwa tidak memungkinkan bertahan lebih lama untuk mencari anaknya di Indonesia karena harus melanjutkan perjalanan ke Australia.

Usaha Ayad mencari anaknya tidak berhenti, saat di Australia dirinya tetap melakukan usaha pencarian.

Usaha Ayad mentok. Dia tidak bisa pergi ke Indonesia karena belum mendapat kewarganegaraan Australia.

Namun malangnya, meskipun dia sudah mendapatkan kewarganegaraan Australia pada 2019, keinginannya ke Indonesia untuk mencari anaknya belum bisa.

Hal ini dikarenakan adanya pandemi covid-19, dimana sejumlah negara membatasi penerbangan luar negeri bahkan menutup, salah satunya Indonesia.

Dua tahun berselang, usahanya mencari anak tetap dilakukan. Pada 2022, Ayad kembali ke Indonesia untuk mencari jejak keberadaan anaknya.

Bahkan dia memberikan imbalan Rp 100 juta apabila ada orang yang mengetahui keberadaan anaknya.

"Dia sangat berharap bantuan dari warga Indonesia yang mengetahui keberadaan putranya. Jika Ali anaknya tidak ditemukan, Ayad akan bersalah sepanjang hidupnya. Ia berjanji melakukan apapun yang dia bisa untuk menemukan anaknya," kata Wirawan, dikutip dari Antara. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM