Hasil Survei, Elektabilitas Demokrat di Jatim Melorot

31 Agustus 2022 03:00

GenPI.co Jatim - Hasil survei dari SSC mengumumkan, elektabilitas Partai Demokrat di Jatim melorot.

Saat ini persentase partai berlogo Mercy itu sebesar 6,8 persen.

Angka elektabilitas Demokrat itu seimbang dengan milik Golkar.

BACA JUGA:  Balai RW di Surabaya Habis Terbakar, Api Diduga Berasal dari Dupa

Peneliti Senior SSC Surokim Abdussalam menilai, persentase 6,8 persen itu, salah satu faktornya dipengaruhi hengkangnya Bayu Airlangga ke Golkar.

Mundurnya bayu memberi pengaruh pada elektabilitas partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Jawa Timur.

BACA JUGA:  Aksi Pria di Kota Batu Tak Biasa, Mencuri Pelumas Terekam CCTV

"Mundurnya Mas Bayu juga membuat internal Demokrat ini goyah," kata Surokim, Selasa (30/8).

Berpindahnya Bayu dari Demokrat ke Golkar, kata Surokim, merupakan angin segara bagi partai berlogo pohon beringin itu.

BACA JUGA:  Bule Australia Minta Tolong Gubernur Jatim, Anaknya Hilang 10 Tahun Lalu

Terlebih, Bayu sendiri juga merupakan menantu dari mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo atau Pakde Karwo.

"Mas Bayu kan ya tokoh dengan di belakangnya ada Pakde Karwo. Gerbong kepindahan kader Demokrat ke Golkar itu juga harus diselesaikan Demokrat kalau nggak ingin kehilangan ceruknya," ujarnya.

Kemerosotan elektabilitas dari Demokrat merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh Golkar, terlebih dalam sisa waktu menuju Pemilu 2024.

"Masih ada waktu 1 tahun 6 bulan. Posisi hari ini Golkar patut menyambut baik, karena bisa kompetitif terhadap Demokrat," jelasnya.

Baik Demokrat maupun Golkar punya persentase elektabilitas yang sama, yakni 6,8 persen.

Jika nantinya Golkar bisa memanfaatkan peluang, bukan tak mungkin mereka bisa mendapatkan elektabilitas di atas Demokrat.

"Ini menarik irisannya sama antara Demokrat dan Golkar. Kalau kemudian ini bisa dikelola dengan baik dan di maintenance baik, potensi Golkar nyalip dan menjauh dari Demokrat sangat besar. Apalagi Demokrat sekarang proses rekonsiliasi di internalnya," terangnya.

Selain kepindahan Bayu Airlangga, Surokim juga memandang, gaya kepemimpinan Ketua DPD Golkar Jawa Timur Sarmuji juga punya peran untuk memimat suaran rasional.

Menurutnya, Sarmuji merupakan tipikal pemimpin yang tidak suka membuat kegaduhan

"Pak Sarmuji yang tipikal pemimpin gak suka gaduh. Lempeng-lempeng saja, saya kira untuk partai tengah itu positif karena biasanya pemilih rasional tengah itu pemilih yang gak suka kegaduhan," ujarnya.

Soal elektabilitas yang seimbang antara Demokrat dan Golkar, menurutnya, hal itu merupakan tugas berat bagi Ketua DPD Demokrat Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

Sisa waktu 1 tahun 6 bulan menuju Pemilu 2024, harus dimaksimalkan. Emil juga harus bisa mengesampingkan egonya demi perolehan suara partai bintang mercy itu.

"Kalau Mas Emil bisa konsolidasi dengan baik dan merangkul faksi bersebrangan, hasilnya akan baik. Mas Emil harus sering turun sebagai ketua partai, tidak hanya wagub saja," ungkapnya.

Berdasarkan hasil surei SSC, Demokrat dan Golkar duduk di posisi yang sama dengan persentase 6,8 persen. Angka itu masih di bawah PDI Perjuangan dengan 27,2 persen, PKB dengan 19,0 persen, Gerindra dengan 11,0 persen.

Kemudian, untuk beberapa nama partai lainnya, seperti NasDem, PKS, Perindo, PPP, PSI, Garuda, Berkarya, PAN, Hanura, PBB, PKPI, Ummat, Gelora, PKN, dan Prima, persentasenya masoh di bawah empat persen. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM