GenPI.co Jatim - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengklaim angka kasus stunting turun sejak 2020 hingga 2022.
Berdasarkan data dari Pemkot Surabaya, angka stunting pada 2020 tercatat sebesar 12.788 kasus.
Angka stunting pada 2020 itu kemudian mengalami penurunan di 2021 menjadi 6.722 kasus.
Secara bertahap, stunting di Surabaya kembali mampu ditekan. Hingga Juli 2022, angkanya sudah mencapai 1.219 kasus.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut, bakal terus menekan angka kasus hingga Surabaya berstatus zero stunting.
"Surabaya memiliki target menjadi zero stunting. Insyaallah sampai akhir Desember 2022 kami bergerak," kata Eri, Kamis (2/9).
Pihaknya sudah menyusun formula penanganan sekaligus pencegahan peningkatan kasus stunting di Surabaya.
Langkah itu meliputi, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Pemkot Surabaya juga melibatkan peran Kader Surabaya Hebat (KSH) dan perguruan tinggi yang berguna untuk mewujudkan zero stunting.
"Saya yakin sampai akhir Desember 2022 bisa menuju ke zero stunting di Kota Surabaya," jelasnya.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan penghargaan kepada Surabaya sebagai kabupaten/kota terbaik 1 se Jawa Timur dalam urusan penanganan stunting 2022.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya menyebut, penghargaan tersebut bakal menjadi pelecut semangat menuju zero stunting.
"Penghargaan ini memberikan semangat kepada kami. Ini merupakan awal perjuangan di Surabaya. Ini langkah menuju zero stunting," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News