GenPI.co Jatim - Pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Imron Mawardi membagikan tips mengatur keuangan agar tidak bocor di tengah bulan di tengah naiknya harga BBM.
Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi, Sabtu (3/9). Pertalite dipatok Rp 10 ribu per liter, sedangkan Solar menjadi Rp 6.800.
Kebijakan tersebut diprediksi berimbas pada kenaikan harga bahan pokok lainnya.
Imron menyarankan masyarakat untuk mulai berpikir rasional. Artinya, harus bisa membedakan antara keperluan dan keinginan.
"Misalnya, untuk keperluan makan, sehari butuh 2.200 kalori, itu dengan cukup membeli makanan seharga Rp 15 ribu. Tetapi, kalau keinginan itu bisa Rp 50 ribu untuk kalori yang sama," kata Imron kepada GenPI.co Jatim, Rabu (7/9).
Dia juga menyarankan memprioritaskan alokasi biaya belanja untuk kebutuhan premier. "Nah, untuk masyarakat terutama yang pendapatannya itu tidak meningkat harus mempertimbangkan konsumsi yang betul-betul dibutuhkan," katanya.
Penting pula mulai menyusun skala prioritas untuk menentukan biaya belanja harian dan bulanan.
Jangan silau akan diskon yang ditawarkan, baik di toko konvensional maupun marketplace.
"Karena sekarang itu luar biasa, sehingga banyak belanja hal-hal yang tidak dibutuhkan. Ada banyak tawaran diskon yang kadang tidak perlu dibeli," terangnya.
Terakhir, masyarakat dimintanya menyisihkan pendapatan bulanan mereka untuk ditabung maupun diinvestasikan.
Imron meyakini, jika hal-hal tersebut rutin dilakukan, bakal menjadi sebuah kebiasaan yang menguntungkan.
Masyarakat disebutnya bakal langsung peka pada kondisi ekonomi, sekaligus bisa cepat mengambil keputusan alokasi keuangan.
"Itu akan jadi kebiasan. Jadi, harus disesuaikan dengan pendapatannya. Karena ini kan sedang menghadapi ketidak pastian yang begitu besar sekali," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News