BEM Malang Raya Demo Kenaikan Harga BBM, Bawa 6 Tuntutan

GenPI.co Jatim - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya menggelar demo memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dalam aksinya mereka membawa enam tuntutan untuk pemerintah.

Koordinator BEM Malang Raya Zulkifli Nurfadhilla menuturkan, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada 3 September 2022 memberikan dampak besar bagi masyarakat kalangan rendah dan menengah.

Dia menjelaskan, dampak yang ditimbulkan beragam, seperti inflasi ekonomi, lonjakan harga pokok dan kenaikan harga pada sektor riil.

BACA JUGA:  Bos Sekolah SPI Divonis 12 Tahun, Kuasa Hukum Langsung Ajukan Banding

“Sehingga memang pemerintah wajib memberikan subsidi kepada rakyatnya, khususnya terkait kebutuhan hidup rakyat, salah satunya yakni subsidi BBM yang menjadi penopang vital dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,” ujar Zulfikri, Kamis (8/9).

Menurutnya, pemerintah sejatinya bertugas untuk menyejahterahkan rakyat bukannya mengeluh kepada rakyat apalagi mengorbankan rakyat.

BACA JUGA:  Nestapa Mahasiswa, Harus Pintar Atur Uang, Imbas Harga BBM Naik

Terlebih, tugas pemerintah itu teruang dalam Amanah UUD Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) dengan jelas menyatakan 'Bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan'.

Pemerintah perlu melakukan revisi aturan untuk menghentikan kebocoran BBM bersubsidi agar sesuai sasaran, bukannya dinikmati oleh industri skala besar, seperti pertambangan dan perkebunan besar atau menunda infrastruktur yang tidak menjadi prioritas.

BACA JUGA:  Inflasi Indonesia Diprediksi Mencapai 8 Persen Imbas Harga BBM Naik

Selain itu, menurutnya pemerintah harus lebih memprioritaskan penanggulangan kemiskinan yang ekstrem, pemulihan dunia usaha, penanganan pengangguran, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Pemerintah harus memerhatikan itu ketimbang memaksakan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, dan proyek strategis nasional lainnya,” tuturnya. (*)