GenPI.co Jatim - Menjadi dalang di era modern sekarang sangat sulit, alasannya masyarakat kurang menggemari karena terpaan teknologi di era modern.
Namun hal tersebut berusaha dipertahankan oleh dalang muda asal Malang, Bayu Kusumaleksana.
Baginya mempertahankan kesenian, dalam hal ini sebagai dalang merupakan panggilan jiwa.
Benar saja, seiring berjalannya waktu dia sukses meraih sejumlah prestasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Beberapa prestasi yang pernah diraih antara lain, menjadi komposer terbaik di tahun 2021, gelar dalang muda di tahun 2018, dan sebagainya.
Pria asal Tulungagung ini juga pernah diundang untuk mengisi acara seni budaya di berbagai negara seperti Jepang, Swiss hingga Selandia Baru.
"Orang luar lebih tertarik untuk belajar budaya kita. Karena bagi mereka menjadi dalang itu hal yang baru," ucapnya.
Namun, dibalik itu semua ada rasa janggal di dalam hatinya hal itu muncul karena perkembangan teknologi yang mengikis kesenian tradisional. Walaupun berbagai prestasi disabetnya, tak dipungkiri melestarikan budaya di negara sendiri cukup membuatnya prihatin.
"Apalah arti penghargaan itu. Bahkan penghargaan dari UNESCO yang menyebut wayang warisan dunia itu bisa tidak berarti. Apabila, generasi sekarang tidak mau melestarikannya," lanjutnya.
Dia berharap di masa yang akan datang akan ada lagi bermunculan dalang-dalang muda yang tergerak hatinya untuk melestarikan budaya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News