GenPI.co Jatim - Tarif ojek online (ojol) resmi mengalami kenaikan pada Senin (12/9). Ternyata hal tersebut belum dirasakan pengemudi ojol secara langsung.
Mereka para pengemudi ojol menyebut, kenaikan tarif hanya menguntungkan perusahaan pengembang aplikasi.
Achmad Rusdian salah satu pengemudi ojol menjelaskan, kenaikan tarif ojol sangat sedikit dari yang diperkirakan.
"Kenaikan tarif ini tidak membebani customer (pelanggan, red), melainkan biaya pemesanan atau fee. Itu tidak diterima oleh pengemudi melainkan ke pemilik aplikasi," ucap Rusdian pada GenPI.co Jatim, Senin (12/9).
Dia menjelaskan, tarif ojol yang dikenakan kepada pelanggan sebesar Rp 14.000 kemudian dipotong Rp 5.500 untuk diberikan kepada aplikasi.
Menurutnya, ojol diperkirakan mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 8.500, jauh dari harapan.
"Kalau dapatnya dibawah Rp 10.000 sepertinya tidak menguntungkan. Dan itu pun pasti ada potongan lain seperti asuransi dan sebagainya," imbuhnya.
Dia mengeluhkan kondisi saat ini pengembang aplikasi yang selalu mengedepankan kesejahteraan pengemudi ojol tak sesuai di lapangan.
"Tidak pernah mendapatkan keuntungan yang signifikan. Kalau mau sejahtera ya mungkin harus punya pekerjaan tambahan," pungkasnya.
Sementara itu pengemudi ojol lainnya, Yusmanto menuturkan kenaikan tarif ini tidak menguntungkan.
"Kenaikan tarif tidak berdampak bagi kami. Karena bedanya cuma Rp 500. Buat beli bensin saja sudah susah. Tekor," kata Yusmanto. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News