GenPI.co Jatim - Masyarakat Surabaya larut dalam acara doa bersama bagi ratusan korban tragedi kanjuruhan. Aksi solidaritas itu digelar di Balai Kota, Selasa (4/10).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Forkompinda Surabaya, manajemen Persebaya, Bonek, Kapolrestabes Surabaya, hingga DPRD Surabaya larut bersama masyarakat dalam kekhusyukan doa bersama itu.
Mereka menyalakan lilin dan meletakkan bunga pada spanduk bergambar pita hitam. Kejadian di Malang itu pun memberikan duka mendalam bagi warga Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, tragedi di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan nyawa suporter Arema FC melayang harus menjadi yang terkahir.
Olahraga, kata dia, merupakan sebuah simbol persatuan, bukan perpecahan.
"Kami juga ingin (tragedi Stadion Kanjuruhan, red) jadi kejadian terakhir, tidak terjadi lagi di sepak bola. Olahraga menyatukan, bukan untuk perpecahan," kata Eri di Balai Kota Surabaya.
"Untuk itu kami memanjatkan doa bersama, semoga semua korban di Kanjuruhan, Malang diterima di sisi Allah, tuhan yang maha esa," lanjutnya.
Tragedi Kanjuruhan harus menjadi pengingat bahwa tak ada hal yang lebih berharga jika harus dibandingkan dengan nyawa.
"Dengan peristiwa ini Kanjuruhan menyadarkan kami, nyawa lebih penting, nyawa tidak bisa ditukar dengan sepak bola apalagi dengan skor," ujarnya.
Sementara itu, Pemain Persebaya Marselino Ferdinan mengatakan, doa bersama malam ini merupakan wujud kemanusiaan yang nilainya jauh lebih tinggi ketimbang sepak bola.
"Di sini kami tahu kemanusiaan lebih penting dari pada sepak bola," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News