UMKM Binaan BRI Bawa Kopi Takengon Aceh Tembus Amerika Serikat

12 Oktober 2022 19:00

GenPI.co Jatim - Bantuan permodalan yang diberikan PT BRI (Persero) Tbk benar-benar mengubah hidup Rahmah. Perempuan asal Takengon, Aceh Tengah, Provinsi Aceh itu sukses membesarkan Koperasi Pedagang Kopi Ketiara hingga mampu mengekspor Kopi Gayo ke mancanegara.

Cerita berawal ketika dia membuka toko kebutuhan pokok (sembako) pada 1992. Modal yang didapat dari BRI sebesar Rp 4 juta, Rahmah gunakan untuk memenuhi isi tokonya.

Kala itu, ia membuka toko sembako dengan sistem barter. Warga yang mayoritas petani yang ingin membeli bahan kebutuhan pokok menukarnya dengan kopi.

BACA JUGA:  Mencicipi Kopi Hamur Mbah Ndut di Malang, Sudah Berdiri Sejak 1923

Tidak disangka usaha tersebut terus berkembang pesat. Rahmah kemudian mempukuat usahanya tersebut dengan menambah permodalan dari BRI untuk UMKM.

Rahmah mendapatkan suntikan dana dari BRI dengan nominal yang terus naik, menjadi Rp 6 juta, kemudian Rp 8 juta, dan Rp 14 juta selama periode 1990-an.

Dia juga rajin mengikuti pameran kopi lokal di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta untuk memperluas pasar. Keikutsertaannya dalam berbagai pameran yang diadakan yang BRI membuat bisnis kopinya terus berkembang.

BACA JUGA:  Kopi Arabika Pasuruan Mendunia, Diekspor ke Malaysia dan Amerika

Bahkan, Rahmah pernah mencatatkan penjualan mencapai 100-200 ton per bulan. Ia kembali mendapatkan modal dari BRI kurang lebih sekitar Rp 600 juta dalam kurun waktu Tahun 2004.

Tahun 2009, Rahmah memberanikan diri untuk membentuk Koperasi Pedagang Kopi Ketiara dengan memberdayakan petani Kopi Gayo di daerahnya. Total saat ini ada 1.500 petani kopi yang tergabung dalam koperasinya tersebut.

BACA JUGA:  Dokter: Kopi Masuk Kategori Minuman Sehat, Asalkan Pas

“Karena dibesarkan BRI, kami tidak akan melupakan BRI,” katanya melalui rilis yang diterima GenPI.co Jatim, Rabu (12/10).

Kian Besar di Ekspor

Tak hanya mengusai pasar dalam negeri, Rahmah juga berusaha mengembangkan usahanya untuk ekspor. Sejumlah festival kopi berskala global diikuti, seperti di Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Hungaria.

Untuk menjaga kualitas kopi, petani yang tergabung dalam Koperasi Penjual Kopi Ketiara wajib menjaga standardisasi produk melalui sertifikasi internasional yang telah didapat.

Standar tersebut dilakukan mulai dari lahan dengan audit rutin untuk mempertahankan sertifikat produk organik.

“Kebun kopi dipastikan bersih dari zat-zat anorganik seperti zat kimia pada pupuk. Untuk standardisasi fair trade, aspek finansial yang diaudit,” ujarnya.

Dari 1.500 petani anggota koperasi, 1.400 memiliki sertifikasi organik dan masuk system fair trade.

Saat ini, koperasi yang diketuai oleh Rahmah itu menjual kopi secara ekspor dengan 70 persen pasarnya adalah Amerika Serikat. Sisanya adalah negara-negara di Eropa dan Asia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM