GenPI.co Jatim - Penyebab kematian suporter Aremania pada Tragedi Kanjuruhan menjadi perbincangan hangat usai muncul permintaan autopsi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo mengatakan, penyebab kematian Aremania saat insiden di Stadion Kanjuruhan karena asfiksia atau gangguan pernapasan akibat terinjak-injak.
Penjelasan tersebut didapatkan dari laporan yang disampaikan sejumlah rumah sakit.
"Karena asfiksia. Yang jelas itu mereka berdesak-desakan lalu terinjak-injak. Sehingga, di beberapa bagian tubuh ada yang memar karena kena kaki," ujarnya mengutip Ngopibareng.id, Kamis (13/10).
Hanya saja, dia tidak merinci mengenai jumlah suporter yang meninggal karena terinjak-injak.
Kasubag Humas dan Pemasaran RSUD Kanjuruhan, Etik Nurhayati menyampaikan, hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan memang ditemukan beberapa luka akibat adanya benturan, terjepit, terinjak atau terjepit.
"Dari pemeriksaan fisik diduga akibat trauma. Trauma disebabkan banyak hal, bisa karena benturan, jatuh, terinjak atau terjepit," katanya.
Namun, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti meninggalnya 132 orang suporter di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Erwin Zainul Hakim mengaku telah melakukan pencocokan data dengan pemerintah daerah.
Dia mengeklaim data kemarian korban tragedi Kanjuruhan bisa dipertanggungjawabkan secara medis maupun secara administrasi.
"Kami bekerja sama dengan pemda terkait mengecek ke seluruh kecamatan kelurahan, dikroscek dengan data yang sakit, sehingga data tersebut valid," katanya.
Erwin menyampaikan, mayoritas para suporter meninggal karena asfiksia atau gangguan pernapasan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News