BRI Peduli Ajak Masyarakat Daur Ulang Sampah, Cegah Dampak Negatif Pencemaran

15 Oktober 2022 21:00

GenPI.co Jatim - Sampah menjadi salah satu tantangan dan persoalan tersendiri yang dihadapi masyarakat terutama di wilayah perkotaan.

Persoalan sampah ini terus meningkat seiring meningkatnya aktivitas masyarakat kota yang tak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

Permasalahan ini menjadi tanggung jawab bersama dimana perlu solusi terutama dalam pengelolaan sampah limbah rumah tangga. Bila tidak cepat ditangani secara benar, sampah dapat berampak negatif seperti pencemaran air kali, air tanah, udara, tanah, dan sumber penyakit.

BACA JUGA:  Warga 4 RT di Sambikerep Geram Air Keruh, Komisi A DPRD Surabaya: Jadi Catatan PDAM

BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility) mengambil inisiatif dengan membantu mengatasi persoalan sampah melalui program “BRI Peduli Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)” yang terintegrasi dengan program-program BRI lainnya.

Program terintegrasi pengelolaan sampah merupakan pengelolaan sampah secara sistematis, menyeluruh, berkesinambungan mulai dari aktivitas di awal pembuangan, pengumpulan, pengangkutan, perawatan yang disertai monitoring dan regulasi manajemen sampah.

BACA JUGA:  KontraS Ungkap Fakta Mengejutkan Tragedi Kanjuruhan

BRI Peduli TPST diintegrasikan dengan program BRI Peduli lainnya seperti program "BRI Bersih-bersih kali" dan program pemberdayaan ekonomi "Desa BRILiaN".

Program integrasi ini di antaranya adalah pengelolaan sampah yang diimplementasikan pada sungai yang menjadi bagian dari program tersebut.

BACA JUGA:  Audit Dilakukan, Menteri PUPR Siap Renovasi Stadion Kanjuruhan

“BRI Peduli Bersih-bersih Kali” sendiri telah diimplementasikan sejak tahun 2019 di 18 wilayah di Indonesia.

Program BRI Peduli TPST difokuskan pada edukasi pengelolaan sampah dimana sampah yang terkumpul di sungai dipilah antara sampah organik dan anorganik atau plastik.

Sampah organik tersebut dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.

Sedangkan untuk sampah anorganik akan dicacah menggunakan mesin daur ulang sampah lalu dijual kepada pengumpul sampah.

Untuk mendukung pelaksanaan program ini, BRI menyalurkan bantuan infrastruktur seperti mesin daur ulang sampah, kendaraan angkut, tempat pembuangan sampah di pinggir kali.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan bahwa sasarannya adalah mengubah cara pandang sebagian masyarakat yang menjadikan kali/sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

“Program tersebut nantinya dapat mendorong kesadaran masyarakat di tepi kali/sungai tentang pentingnya mengelola sampah menjadi barang yang lebih berguna dan pada akhirnya dapat menjaga kesimbangan lingkungan sekitar”, ujarnya.

Integrasi Pemberdayaan Desa BRILiaN

BRI Peduli TPST juga difokuskan pada pengolahan sampah di desa-desa yang menjadi bagian dari program “Desa BRILian”.

Program Desa BRILiaN sendiri adlah program pemberdayaan BRI yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi desa dan menghasilkan role model implementasi kepemimpinan desa yang unggul.

“Di Desa BRILiaN, program BRI Peduli TPST mendorong kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah sehingga menjadi desa teladan dan menjadi inspirasi bagi desa di sekitarnya”, imbuhnya.

Program ini mulai pada 2020 dan sudah 10 Desa terbaik di setiap tahunnya yang terpilih dan diberikan pendampingan dan pemberberdayaan dari BRI.

Desa-desa tersebut antara lain Desa Sukalaksana, Kab Garut, Jawa Barat; Desa Temanggung, Kab Temanggung, Jawa Tengah, Desa Ketanprame, Kab Mojokerto, Jawa Timur; Desa Sumberadem, Kab Malang, Jawa Timur; Desa Menanga, Kab Karangasem, Bali dan Desa Penggait, Kab Pemalang, Jawa Tengah.

“Harapannya, tidak hanya pemberdayaan ekonomi desa, tetapi BRI juga berperan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan alam dan kebersihan lingkungan melalui pengolahan sampah yang tepat," ungkap Aestika.

Lanjutnya, sampah dari rumah tangga dipilah dan bisa dimanfaatkan untuk kompos atau didaur ulang menjadi barang yang memiliki nilai guna.

Aestika menambahkan, sesuai arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), program TJSL atau CSR BUMN diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan.

Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik.

“Pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim”, tegasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM