G20 SOE Conference Jadi Bukti Nyata Transformasi Digital BRI

18 Oktober 2022 19:00

GenPI.co Jatim - Gelaran G20 SOE Conference menjadi momentum transformasi digital perusahaan BUMN menunjukkan dampak positif, baik pertumbuhan bisnis maupun dampak sosial kepada masyarakat.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo dalam diskusi panel “Transformasi Ekonomi Melalui Digitalisasi” pada Trade Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali pada Senin, 17 Oktober 2022.

Menurutnya, BUMN mempunyai peranan besar dalam meningkatkan target 90% inklusi keuangan di Indonesia yang diusung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2024.

BACA JUGA:  Pusat Kota Trenggalek Dikepung Banjir, Ribuan Warga Mengungsi

Sejalan dengan itu, pencapaian target PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendongkrak inklusi keuangan melalui transformasi digital atau digitalisasi yang dipadukan dengan layanan fisik atau hybrid bank.

Perpaduan keunggulan layanan fisik secara langsung dan digital atau Phygital tersebut membawa BRI mengusung konsep hybrid bank.

BACA JUGA:  Kisah Sukses, Pengusaha Batik Asal Malang Pasarkan Produk Hingga 3 Benua

“Di BRI, bank BUMN terbesar dan berbasis pelanggan terbesar dapat memberikan layanan ke segmen yang unbankable. Hal ini dilakukan secara konsisten dengan pendekatan offline and online interaction," ujar Kartika.

Menurutnya, pendekatan ini dilakukan bagi mereka yang belum familiar dengan digitalisasi layanan.

BACA JUGA:  BRI All Out Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ancaman Resesi

"BRI secara konsisten melakukan edukasi dan digitalisasi business process secara gradual," lanjutnya.

Lebih lanjut, Kartika menyampaikan inovasi branchless banking AgenBRILink BRI dinilai mampu mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Melalui AgenBRILink, kata Kartika, layanan perbankan dapat hadir secara lebih dekat, dengan tetap menjalankan sentuhan digitalisasi di dalamnya.

“AgenBRILink berperan penting dalam melayani kebutuhan transaksi masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang belum dapat dijangkau oleh bank," katanya.

AgenBRILink telah menjangkau lebih dari tiga per empat atau 77% desa di Indonesia. Adapun hingga akhir September 2022, jumlah AgenBRILink telah mencapai 597.177 agen dengan jangkauan hingga ke 58.095 desa.

Inovasi BRI yang diparesiasi adalah digitalisasi business process melalui BRISPOT. Kartika menjelaskan bahwa inisiatif ini menjadi solusi bagi BRI dalam menghadapi tantangan restrukturisasi kredit.

Seperti diketahui, BRI menjadi bank dengan jumlah restrukturisasi kredit terbesar di masa pandemi ini sebesar Rp 249,33 triliun.

“BRI harus merestrukturisasi rekening 3,3 juta rekening dengan nilai hampir Rp 250 triliun dan BRI dapat melakukannya dengan BRISPOT. Kalau tidak, tidak mungkin merestrukturisasi dengan nilai sebanyak itu hanya dengan interaksi fisik, semua ini dilakukan dengan menambahkan digitalisasi,” tambahnya.

Terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, digitalisasi memiliki implikasi terhadap penurunan operational cost & operation risk.

“Sebagai bank yang fokus di micro finance tantangannya ada dua. Satu adalah operational cost-nya tinggi & operational risk-nya tinggi, dan cara men-shoot trouble itu adalah dengan digitalisasi. Digitalisasi akan langsung menurunkan operational cost maupun operational risk, digitalisasi,” ungkapnya.

“BRI come up with hybrid bank concept. Jadi itulah kemudian BRI datang dengan strategi hybrid bank. Jadi digitalisasi kita siapkan dari sekarang untuk menjangkau masyarakat yang sekarang sudah digital dan juga untuk ke depan. Tetapi, kemudian masyarakat yang sekarang belum digital, tetap harus kita layani dengan konsep Hybrid Bank,” pungkas Sunarso. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM