Banjir di Trenggalek Nyaris Lumpuhkan Aktivitas, Ternyata ini Penyebabnya

20 Oktober 2022 13:30

GenPI.co Jatim - Banjir di Trenggalek dalam beberapa hari terakhir merendam beberapa titik. Hujan dengan intensitas tinggi ditengarai menjadi penyebabnya.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan mengatakan, tingginya curah hujan beberapa hari terakhir ditengarai menjadi pemicu meluapnya sejumlah sungai di Trenggalek.

"Tingginya curah hujan menyebabkan debit air sejumlah anak sungai melonjak tajam hingga terjadi limpahan dan menggenangi beberapa wilayah," ujarnya, Kamis (20/10).

BACA JUGA:  Banjir di Trenggalek, RSUD dr Soedomo Tutup

Kesimpulan tersebut didapatkan dari hasil pemantauan dan pengukuran curah hujan di tiga daerah hulu sungai di Trenggalek pada 18 Oktober 2022.

Ketiga daerah hulu sungai tersebut, yakni di Kecamatan Kampak, Tugu, dan Bendungan.

BACA JUGA:  Banjir Bandang di Kabupaten Malang, BPBD: 1 Desa Terisolasi

"Tanggal 18 Oktober (curah) hujan sangat signifikan, yang kita ukur di tiga lokasi di Kampak, Bendungan, dan Tugu. Curah hujan di Kampak itu mencapai 300 milimeter dalam waktu 24 jam," kata Raymond.

Dia menjelaskan, 300 milimeter itu setara dengan 30 sentimeter. Artinya, bila dikumpulnya ketebalan curah hujan sama dengan penggaris yang biasa dipakai sehari-hari.

BACA JUGA:  Pemkot Surabaya Buka Posko Banjir Jawa Timur, Terima 8 Jenis Barang

Sementara itu, di wilayah Bendungan curah hujan tercatat 140 milimeter dalam 24 jam, sedangkan di Tugu sebenyak 184 milimeter dalam 24 jam.

Curah hujan yang tinggi inilah ditengarai menyebabkan debit air di sejumlah sungai meningkat, termasuk Sungai Tugu, Keser, dan Prambon.

"Aliran air dari anak sungai yang hendak memasuki Sungai Ngasinan sudah tidak bisa lagi, tertahan karena debit air Sungai Ngasinan juga mengalami peningkatan tajam," katanya.

Debit air yang terlalu tinggi tersebut menyebabkan aliran keluar sempadan sungai dan menimulkan genangan di beberapa wilayah.

Raymond mengeklaim telah melakukan sejumlah upaya mengatasi dampak lonjakan debit air dari Sungai Ngasinan, Tawing, Tugu, Bagong, dan beberapa anak sungai lainnya.

Salah satunya dengan membuka pintu air di Dam Bendo secara terus-menerus. Dia menyebut, Pintu Air Bendo merupakan sarana pengendali debit air di Sungai Ngasinan.

Beberapa hari terakhi debit air di Pintu Air Bendo memang terus meningkat. Awal curah hujan naik, debit air berada di angka 569 meter kubik/detik. Ketika itu Sungai Ngasinan dinyatakan masuk level siaga.

Debit air tersebut terus meningkat mencapai 750 meter kubik/detik, pengendalian dilakukan dengan melepaskan sebagian besar debit air ke Parit Raya serta membuangnya ke laut melalui terowongan Neyama Tulungagung.

Saat ini debit air di Pintu Air Bendo sudah berangsur menyusut. Sehari setelah banjir besar berkurang hingga 50 persen atau menjadi sekitar 265 meter kubik/detik. (ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM