Cerita Batik Wistara Selamat dari Pandemi, Banjir Omzet Karena E-Peken

09 November 2022 21:00

GenPI.co Jatim - Sumarni, Pimpinan Batik Wistara Surabaya kembali mengingat perjuangan bertahan di saat masa pandemi Covid-19, khususnya pada 2020 hingga 2021.

Saat pagebluk memuncak, Batik Wistara mengalami dampak yang begitu signifikan. Pesanan pun sepi.

Permintaan pembuatan baju batik dari pelanggan turun drastis.

BACA JUGA:  Pemkot Surabaya Gelar Lomba Wawasan Kebangsaan untuk Pelajar SMP, Cek Jadwalnya

Dia tak mengingat persentase penurunan omzet saat itu. Pastinya, pandemi Covid-19 dirasanya sebagai masa-masa berat bagi pelaku usaha, khususnya UMKM.

Aturan saat itu juga membatasi setiap kegiatan warga. Semua event tak boleh digelar dengan melibatkan banyak orang.

BACA JUGA:  Mencengangkan! ini Total Transaksi E-Peken Surabaya

"Pas pandemi itu juga menguras nggak hanya tenaga tetapi hati juga," ungkap Sumarni kepada GenPI.co Jatim, Rabu (9/11).

Tak hanya soal bisnis saja, dia juga memikirkan nasib para pegawainya yang merupakan penyandang disabilitas.

BACA JUGA:  Kisah Sukses Batik Wistara, Ada Andil Masyarakat Disabilitas

UMKM yang berlokasi di Jalan Tambak Medokan Ayu VI, Surabaya menjadi sandaran hidup bagi sembilan masyarakat berkebutuhan khusus.

Inovasi yang diselaraskan dengan kondisi pandemi coba terus dikulik. Hajat hidup para pekerja menjadi titik tertinggi yang harus terpenuhi.

Ide pun muncul. Saat itu dia menyadari bahwa masker menjadi kebutuhan premier terbaru bagi masyarakat.

Batik Wistara mulai memproduksinya. Setiap produk batik darinya dibundling dengan satu lembar masker.

"Bagaimana adik-adik (disabilitas, red) tetap bisa bekerja. Kami selalu mencari bagaimana caranya (Batik Wistara, red) bisa jalan," ujarnya.

Di masa pandemi itu pula Pemkot Surabaya akhirnya meluncurkan platform pasar digital bernama E-peken.

Inovasi itu merupakan buah pemikiran Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Bapak dua orang anak itu menginginkan pelaku UMKM tetap bisa bertahan hidup di tengah hantaman pandemi.

Sumarni menjadi salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak signifikan lahirnya E-peken.

"Alhamdullilah, adik-adik nggak berhenti (bekerja, red). Program Pak Wali Kota mengajak PNS belanja di E-peken (membuat, red) teman-teman semuanya terbantu," jelasnya.

Pesanan melalui E-peken mengalir deras. Dia sampai lupa berapa order yang bisa masuk ke keranjang di e-commerce milik Pemkot Surabaya itu.

Sembari tersenyum, ibu tiga anak ini mengungkapkan, banyaknya pesanan sampai harus membuat dirinya menutup pelayanan pada awal bulan.

"Kemarin-kemarin itu kami sempat beberapa bulan, tanggal 10 itu sudah nutup karena (pesanan, red) banyak," ungkapnya.

Dia berahap, E-peken tetap bisa beroperasi sampai kapanpun. Pesanan pelanggan yang mengalir deras menjadi penghasilan utama bagi penyandang disabilitas.

"Mudah-mudahan ini lancar terus, kami juga fokus ke anak-anak," ucapnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, platform E-peken memang sengaja dibuat untuk membangkitkan ekonomi masyarakat, terutama saat masa pandemi.

E-peken kali pertama diluncurkan pada 31 Oktober 2021. Konsep awalnya, yakni tempat berbelanja khusus ASN Pemkot Surabaya.

Seiring berjalannya waktu, pengembangan platform pasar digital tersebut dilakukan. E-peken bisa digunakan untuk masyarakat umum atau go public, sejak 1 April 2022.

"Sebenarnya, itu filosofinya menggerakkan ekonomi kerakyatan, yakni mengurangi kemiskinan dan pengangguran," kata Eri Cahyadi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM