GenPI.co Jatim - Pemandangan langka terjadi di KTT G20 Bali, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saling bertemu.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga atau Unair Suko Widodo angkat bicara mengenai hal tersebut.
"Pembaca (berita, red) melihat ini pertemuan langka karena setelah sekian waktu, kan kita tahu antara Pak SBY dan Bu Mega itu ada hubungan yang tidak bagus. Saya kira apakah ini ada hubungannya dengan 2024, bisa iya, bisa tidak," ujarnya, Senin (22/11).
Pun demikian, Suko tak menampik pertemuan tersebut bisa saja bagian dari proses konstelasi politik 2024. "Iya-nya kenapa karena sejauh ini kompetitor dalam kontestasi 2024 belum ada kata deal. Misalnya, siapa dengan siapa," ujarnya.
Politik saat ini masih sangat dinamis. Semua masih bisa terjadi. Begitu juga dengan konflik yang disebutnya tak ada yang abadi.
Hanya kepentingan yang abadi di dalam politik. Karena itu, Suko menyebut, bisa saja pertemuan itu bermakna kejadian biasa atau proses menuju tahun politik 2024.
"Memang itu hanya pertemuan biasa, tergantung kita membacanya. Sekali lagi tidak ada konflik yang abadi dalam politik, tetapi yang abadi adalah kepentingan," katanya.
Sementara itu, terkait kemungkinan Puan Maharani yang digandengkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, Suko menilai masih sangat dini. Namun, bukan tidak mungkin hal itu terjadi.
Dia menilai, koalisi partai politik saat ini masih belum final.
"Kelompok ini kan belum ada ikatan semua, sedangkan PDIP juga melakukan komunikasi politik ke semua pihak, mulai dari Golkar, KIB, hingga Gerindra," jelas Suko. (mcr12/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News