GenPI.co Jatim - Kisah sukses Hartanto seorang petani sekaligus pengusaha kopi asal Kalimantan Selatan sukses meraup keuntungan dari berbisnis kopi.
Dia mengatakan, keuntungan bisa berlipat apabila kopi yang dijual sudah melalui proses roasting dan sudah berbentuk bubuk atau biji.
"(Berbisnis kopi, red) itu menguntungkan, karena dari bertani kopi, sekaligus UKM-nya. Harga (biji kopi, red) Rp 35 ribu per kilogram, kalau kami olah menjadi Rp 100-120 ribu perkilonya," katanya saat ditemui GenPI.co Jatim di Jalan Tunjungan, Surabaya saat acara Java Coffee Culture (JCC), Minggu (27/11).
Bak gayung bersambut, bisnis Berkah Kopi yang dirintis Hartanto semakin dikenal luas dengan minat anak muda pada dunia kopi.
Menurutnya saat ini di Kalimantan Selatan banyak anak muda yang bergairah membuka usaha berupa kedai-kedai kopi.
"Kami selaku petani sekaligus UKM-nya, sekarang ini tingkat konsumen cukup meningkat 75-80 persen di 2022," ujarnya.
Melihat hal tersebut, dia pun menyimpulkan bahwa dunia kopi kini sudah sangat menyentuh seluruh usia.
"Luar biasa, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan sangat luar biasa. Diterima, ibaratnya arah kopi lebih disukai," ungkapnya.
Senada dengan Hartono, Wiknyo Susandi pengusaha kopi asal Wonosalam, Jombang mengaku permintaan kopi meningkat.
Dia menuturkan, peningkatan itu sebanyak 10-20 persen pada 2022.
"Sebelumnya (di 2021, red) permintaan 60 persen. Sekarang ini jadi antara 70-80 persen," jelasnya.
Produk kopi miliknya juga sudah diekspor hingga pasar mancanegara.
"Kopi saya sudah ekspor ke luar, seperti Malaysia, Jerman, Thailand terakhir ke Inggris," terangnya.
Meningkatnya permintaan kopi, dimanfaatkan Wiknyo untuk memperkenalkan biji kopi asli Jombang.
"Jombang punya satu kopi yang unik di dunia. Kami punya namanya (jenis kopi, red) excelsa kalau di orang kopi biasa disebut liberaca excelsa," ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News