Bom Bunuh Diri di Bandung, Ansor Jatim: Kuatkan Pancasila Sejak DIni

08 Desember 2022 13:00

GenPI.co Jatim - Bendahara PW GP Ansor Jatim Muhammad Fawait prihatin dengan munculnya radikalisme, peluang separatisme, dan premanisme belakangan ini di Tanah Air.

Fenomena premanisme di Surabaya, bocah menendang nenek hanya karena iseng, hingga bom bunuh diri di Bandung menunjukkan bahwa sudah saatnya melakukan introspeksi diri untuk kembali memperkuat pendidikan Pancasila sejak usia dini.

Penguatan nilai-nilai Pancasila ini penting sebagai upaya memberantas aksi-aksi tersebut.

BACA JUGA:  Polisi Mengamankan Ribuan Detonator Bom Ikan di Pelabuhan Situbondo

"Karena Pancasila ini menurut kami orang pesantren, adalah sebagai wujud kecintaan kita kepada ajaran baginda Nabi Muhammad SAW," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (7/12).

"Jadi, founding father kita para pendiri bangsa ini dulu sebagai bentuk kecintaan kepada Baginda Nabi dan salah satu wujud ajaran Nabi dikemaslah dalam sebuah ideologi yakni Pancasila," imbuhnya.

BACA JUGA:  Bom Bunuh Diri Meledak di Bandung, Polrestabes Surabaya Perketat Pengamanan

Dia yakin penguatan pendidikan Pancasila sejak dini dapat menangkal kejadian yang sedang viral beberapa waktu belakangan. Dalam Pancasila, tidak hanya mengajarkan hubungan kepada Tuhan, melainkan juga manusia.

"Sehingga yang perlu kita introspeksi diri, bagaimana Pancasila ini juga betul-betul diterapkan di masing-masing anak pada pendidikan usia dini. Bila perlu mulai pendidikan di Paud, TK hingga perguruan tinggi," katanya.

BACA JUGA:  Polres Malang Kota Tingkatkan Keamanan Setelah Bom Bandung, Semua Barang Diperiksa

Pria yang juga Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) itu menegaskan, aksi-aksi tersebut sangat jelas bertentangan dengan ajaran agama apapun, tak terkecuali Islam.

Dirinya mengungkapkan, dalam Islam sudah diajarkan bahwa menggaggu orang non-muslim itu dosanya juga berat.

"Mungkin kalau ada orang yang menjadi korban tentang ajaran agama yang keliru dan diimingi dengan jihad itu yang menjadi korban justru pengetahuan agamanya dan pondasi agamanya tidak kuat," katanya.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim itu menyebut, penanganan aksi premanisme, kenakalan remaja, hingga terorisme tidak bisa dilakukan hanya dalam jangka pendek.

Perlu ada jangka panjang, salah satu caranya melalui pemahaman Pancasila sebagai ideologi bangsa. "Jangan hanya menjadi sebuah hafalan dan simbol saja tapi menjadi sebuah pengamalan dan penghayatan," kata dia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM