Hyperlocal Tokopedia Dongkrak Penjualan UMKM Lokal dan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

15 Desember 2022 19:44

GenPI.co Jatim - UMKM lokal masih memegang peranan penting terhadap ekonomi digital di Indonesia.

Namun, peta ekonomi digital masih terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta.

Menurut AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia Trian Nugroho, Jakarta menyumbang 17 persen terhadap PDB nasional.

BACA JUGA:  Kabar Baik, Ribuan UMKM Probolinggo Dapat 2 Bantuan Sekaligus

Oleh karena itu, semua pihak harus bersinergi untuk membantu para pelaku UMKM di Indonesia.

 

BACA JUGA:  Profil Veronica Yulis, Istri Yudo Margono yang Aktif Beri Pelatihan UMKM

Mengusung teknologi geo-tagging, inisiatif Hyperlocal Tokopedia telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkir lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar.

Dengan demikian, UMKM mempunyai kesempatan bertumbuh dan berkembang. Sebab, selama ini UMKM berkontribusi sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.

BACA JUGA:  Sarita Beauty Special Price Face Soothing Spary di Tokopedia

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM berkontribusi Rp 8.547 triliun terhadap PDB Indonesia.

UMKM pun terus berkontribusi positif terhadap PDB dari tahun ke tahun. Angkanya bahkan menembus 60,3 persen pada 2019.

Hal itulah yang membuat pemerintah mematok target meningkatkan jumlah wirausaha menjadi empat persen pada 2024.

“UMKM berkontribusi terhadap perekonomian. Hal itu yang melatarbelakangi Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal sejak 2020,” kata Trian.

Hyperlocal Tokopedia pun terbukti mampu mendongkrak penjualan dan menjaga perekonomian Indonesia.

Hal itu terbukti dari riset yang dilakukan Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) berjudul Analisis Dampak Program Hyperlocal Tokopedia terhadap Kondisi Bisnis Penjualan secara Daring, Ekonomi, dan Sosial Kota-Kabupaten Program Hyperlocal.

Peneliti INDEF Nailul Huda menjelaskan rata-rata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147 persen pada 2020-2021 dibandingkan 2017-20192.

“Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi,” kata Huda.

Surabaya mengalami peningkatan indeks penjualan dan indeks omzet penjualan masing-masing sebesar 194 persen dan 85 persen, Bandung (27 persen dan 100 persen), serta Yogyakarta (148 persen dan 64 persen).

Indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal juga lebih besar pada 2017-2021. Angkanya mencapai lima kali lipat dibandingkan kota tanpa Hyperlocal.

Sementara itu, indeks omzet penjualan di kota dengan Hyperlocal meningkat 67 persen pada periode 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

Persentase pertumbuhan ekonomi berbagai kota dengan Hyperlocal Tokopedia pun sangat positif sehingga bisa menjaga pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

“Surabaya (4,29 persen), Yogyakarta (5,09 persen), dan Semarang (5,16 persen) menjadi kota dengan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 2020-2021,” ucap Huda.

Rata-rata persentase pertumbuhan ekonomi di kota tanpa Hyperlocal tercatat sebesar 1,26 persen sepanjang 2019-2021. Sementara itu, di kota dengan Hyperlocal Tokopedia angkanya lebih tinggi, yaitu 2,78 persen.

“Inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan peningkatan pengangguran agar tidak naik terlalu tajam imbas dari kondisi pandemi Covid-19. Secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan laju peningkatan pengangguran,” papar Huda.

Inisiatif Hyperlocal Tokopedia juga membuat kota-kota dengan Hyperlocal memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah sebesar 0,14 persen dibandingkan kota-kota tanpa Hyperlocal.

Surabaya, Semarang dan Medan menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar setelah ada program Hyperlocal.

Trian menjelaskan Hyperlocal yang mengusung teknologi geo-tagging telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, dan membuat transaksi lebih efisien.

“Sebab, ongkir lebih hemat dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar,” jelas Trian.

Membandingkan data 2017-2019 dengan 2020-2021, Tokopedia dan Indef mencatat kota dengan peningkatan indeks jumlah penjual tertinggi, yaitu Surabaya sebesar 48 persen, Bandung (65 persen), dan Yogyakarta (67 persen).

Sementara itu, kota dengan peningkatan indeks jumlah pembeli tertinggi ialah Bandung sebesar 122 persen, Yogyakarta (142 persen) dan Surabaya (154 persen). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM