GenPI.co Jatim - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November atau ITS Surabaya menciptakan inovasi bambu pengganti batu bara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Ketiga mahasiswa tersebut, yakni Muhammad Dzaky Kamal, Edwin Juanda Sirait, dan Mochammad Naufal Hakim yang tergabung dalam tim Gryffindor.
Ketua Tim Gryffindor ITS Muhammad Dzaky Kamal menjelaskan, bambu ini memiliki nilai kalor yang hampir sama dengan batu bara.
Melihat data tersebut, pihaknya kemudian melakukan riset penggunaan tanaman bambu sebagai bahan bakar Co-Firing PLTU.
Proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau campuran batu bara yang dilakukan di PLTU.
Pada proses riset tersebut, pihaknya mengaku juga melakukan uji coba terhadap biomassa lain dari sampah atau limbah. “Selanjutnya, kami mencoba untuk inovasikan biomassa lain yang berasal dari sampah atau limbah,” ujarnya dikutip dari laman resmi ITS, Kamis (22/12).
Tim Departemen Teknik Elektro ITS itu menggunakan metode torefaksi yang memanaskan biomassa di suhu 200 derajat celsius dalam keadaan kedap oksigen lalu didinginkan untuk mengujinya.
Dzaky mengeklaim, melalui metode tersebut menaikkan nilai kalor bambu sebesar 30 persen. “Dari tahap torefaksi ini, kami dapatkan nilai kalor bambu sebesar 5.300, lebih tinggi dari nilai kalor batu bara yang hanya 5.100,” katanya.
Pihaknya berharap, tambahan biomassa tersebut bisa menjadi energi baru terbarukan.
Inovasi tersebut mampu menyabet Juara III pada Essay and Poster Competition CREATION 2022 yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Kimia, Universitas Diponegoro. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News