Profil Nadi Suprapto, Profesor Unesa Termuda, Anak Petani yang Giat Belajar

26 Desember 2022 09:00

GenPI.co Jatim - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) baru saja mengukuhkan empat profesor, salah satunya Nadi Suprapto yang merupakan dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Nadi Suprapto merupakan sosok termuda dikukuhkan sebagai profesor dari keempat orang lainnya yang berlangsung di Auditorium Lantai 11, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Jumat (23/12).

Pria yang saat ini genap berusia 41 tahun ini menghabiskan masa pendidikan di Sidoarjo, mulai Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

BACA JUGA:  Profil Umar Patek, Mantan Napi Bom Bali 2002 yang Baru Saja Bebas

Mengutip laman Unesa, Nadi Suprapto mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Sambungrejo 01 dan MI Al-Falah Sambungrejo.

Lulus dari sana, dia melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Sukodono dan dilanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo.

BACA JUGA:  Profil Wakil Ketua DPRD Jatim yang Terjerat OTT KPK, Ternyata Gemar Beladiri

Setelah 12 tahun menempuh pendidikan di Sidoarjo, pria yang sudah 17 tahun mengabdi di Unesa ini memulai petualangannya ke luar kota, yakni Surabaya.

Dia diterima Unesa sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Unesa pada 1999 dan lulus 2003.

BACA JUGA:  Profil Sukadiono, Ketua PW Muhammadiyah Jatim Periode 2022-2027

Setelah lulus, Nadi Suprapto melanjutkan pendidikan dengan mengambil Pascasarjana Unesa mengambil prodi Pendidikan Sains konsentrasi Fisika, lulus 2006.

Tujuh tahun kemudian, Pak Nadi begitu sapaannya, berkesempatan mengikuti khursus singkat melalui program pertukaran pelajar dari Dikti selama tiga bulan di National Dong Hwa University, Taiwan pada 2013.

Kesempatan yang diberikan Unesa dan Dikti ini ternyata benar-benar dia manfaatkan dengan melanjutkan pendidikan doktor di kampus yang sama hingga meraih gelar Ph.D., pada 2017.

Nah, moncernya jenjang karier pendidikan Pak Nadi, ternyata ada kisah perjuangan di baliknya.

Dia menceritakan pada awalnya bersekolah hingga meraih gelar profesor berbekal semangat dan kerja keras karena berasal dari keluarga petani.

"Saya berasal dari keluarga petani yang selalu dididik bekerja keras. Saat SMA saya selalu menggembala kerbai dari sawah ke sawah. Hal itu yang membuat semangat saya semakin terpacu hingga betul-betul sampai di titik ini," kenangnya.

Selain kerja keras, doa dari orang tua dan dukungan keluarga jadi bahan bakarnya untuk terus semangat meraih cita-cita. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM