GenPI.co Jatim - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku tengah mencari solusi bersama Polda setempat untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api.
Pasalnya, berdasarkan data Polda Jawa Timur terdapat 175 kasus kecelakaan di perlintasan kereta api. Itu merupakan data selama 2022.
Data Polda Jatim, sebanyak 105 nyawa melayang akibat kecelakaan di perlintasan kereta api.
Jumlah kecelakaan pada 2022 mengalami peningkatan sebesar 21,5 persen. Sebelumnya pada 2021, jumlah kejadian mencapai 144 kasus, dengan korban meninggal dunia 77 orang.
"Kasus laka kereta api ini harus segera ditindaklanjuti," kata Khofifah, Kamis (5/1).
Khofifah menjelaskan, ada 1.290 perlintasan kereta api di Jawa Timur. Terdiri 1.140 perlintasan sebidang dan 150 perlintasan tidak sebidang.
Lebih lanjut, perlintasan kereta api yang dijaga oleh Pemda sebanyak 72, kemudian 280 dijaga oleh KAI, dan 217 dijaga relawan. Sedangkan 470 perlintasan tak dijaga.
Karena itu, pemasangan palang kereta api memang harus dilakukan di jalur yang belum berpalang.
Pemprov Jawa Timur hanya memiliki kewenangan di 19 perlintasan. Sedangkan 18 lainnya telah berpalang. "Satu berproses di Banyuwangi. Segera selesai," jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, kejadian meningkatkan kejadian kecelakaan harus ditindaklanjuti oleh Forkompimda.
"Harus dengan sebaik-baiknya mulai menindaklanjuti masalah ini, mulai dengan penerapan EWS (ealry warning system) dan pembangunan kesadaran sosial," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News