Cerita Eka Sandi Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan, Lemas Terkena Gas Air Mata

19 Januari 2023 16:00

GenPI.co Jatim - Sidang Tragedi Kanjuruhan yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/1) kembali dilanjutkan.

Persidangan kali ini menghadirkan saksi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), yakni korban selamat Tragedi Kanjuruhan bernama Eka Sandi.

Di dalam kesaksiannya, Eka Sandi menceritakan peristiwa tembakan gas air mata yang salah satunya mengarah kepadanya.

BACA JUGA:  Sekjen Federasi Kontras Sebut Sidang Tragedi Kanjuruhan Sesat, Ini Penjelasannya

Peristiwa itu bermula ketika pemain Arema FC menyapa sekaligus menunjukkan gestur meminta maaf kepada suporter atas hasil kekalahan 0-1.

Tak lama berselang, dia melihat ada beberapa suporter yang turun ke lapangan.

BACA JUGA:  3 Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Dijerat Pasal 359, Tentang Keselamatan

Melihat hal ini petugas keamanan merespons, agar suporter kembali ke tribune.

"Ada yang pakai helm, tameng dan seragam doreng. (Petugas, red) baju oranye hanya di lintasan (perlintasan lari, red)," lanjutnya.

BACA JUGA:  PN Surabaya Beberkan Alasan Larang Live Streaming Sidang Kanjuruhan

Setelah itu, dia juga mengaku, ada petugas yang melakukan penembakan gas air mata.

"Penembakan pertama ke lapangan, terus ke arah utara (tribun nomor, red) tiga atau empat, ketiga di tribun tujuh, keempat sembilan, sepuluh. Ke tribun ke 13 saya sudah kena," jelasnya.

Dia juga menerima dampak gas air mata itu. Tubuhnya terasa lemas dan pada bagian mata serta wajah terasa panas.

"Saya jatuh dari tribun atas, nggak bisa melihat. Panas muka sama mata, ada efek lemas di tubuh," ungkapnya.

Tak lama setelah itu, ada beberapa orang petugas berseragam cokelat yang membawanya ke bagian atas tribun.

"Dibantu diamankan tiga petugas di (bawa, red) di atas sendiri, di bawa bendera. Petugas baju cokelat," ujarnya.

Eka menyebut, dia bisa keluar dari stadion dengan memanfaatkan pintu yang biasanya digunakan untuk jalan ambulans.

Usia keluar, dia mengaku, menuju Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Kabupaten Malang.

Saat berada di rumah sakit itu, dia juga melihat banyak korban meninggal dibawa ke sana.

"Di RS Wava 20 menitan. Terus banyak korban meninggal dibawa ke situ," ungkpanya.

Kemudian, Eka mengatakan, perawatan lebih lanjut dilakukannya di Rumah Sakit Hasta Brata, Batu.

"Suratnya yang keluarkan Hasta Brata, tiga hari dirawat inap," jelasnya.

Sementara, dia menyebut, beberapa orang kawannya yang juga ikut menonton dalam kondisi selamat.

Menurut dia, kawan-kawannya juga mengalami gangguan pada bagian pernapasan.

"Enggak kenapa-kenapa, cuma (mengalami gangguan, red) pernapasan saja," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM