Polisi Beri Kesaksian Detik-Detik Mencekam di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan

19 Januari 2023 18:30

GenPI.co Jatim - Pengadilan Negeri (PN) Surabaya melanjutkan sidang Tragedi Kanjuruhan dengan manghadirkan sejumah saksi, Kamis (19/1).

Salah satu saksi pelapor yang dihadirkan, yakni Bripka Eka Narariya. Dia merupakan anggota Polsek Pakis, Malang.

Saat kejadian 1 Oktober 2022, Eka bertugas di pintu nomor 12 Stadion Kanjuruhan, Malang.

BACA JUGA:  Rekaman Tragedi Kanjuruhan Diputar, Saksi Suporter Tak Kuasa Tahan Tangis

Di sana, dia berjaga bersama 12 orang anggota Polsek Pakis, steward, dan anggota TNI. "Bertugas di pintu 12. Surat perintah dari Kapolres Malang, saya berasal dari Polsek Pakis," kata Eka ketika menjawab pertanyaan dari JPU.

Pintu 12, kata Eka, dibuka sekitar pukul 17.30 atau 18.00 WIB. Dia juga turut membantu skrining penonton yang akan masuk stadion.

BACA JUGA:  3 Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Dijerat Pasal 359, Tentang Keselamatan

"Memeriksa barang bawaan (suporter, red), bila bawa air di botol, pindah ke plastik," katanya.

Ketika pertandingan berlangsung, Eka sempat pergi ke kafe yang ada di dekat tempatnya berjaga untuk beristirahat.

BACA JUGA:  Kesaksian Pemilik Warung Saat Tragedi Kanjuruhan, Dengarkan Banyak Jeritan

Menjelang pertandingan usai, Eka mengaku mendapat perintah untuk berjaga di lobby Stadion Kanjuruhan.

"Dapat perintah untuk ke loby dari Kapolsek Pakis, melakukan penyekatan antara suporter dengan Official Persebaya untuk meninggalkan stadion. Kurang lebih lima menit sebelum babak kedua selesai," katanya.

Dia pun bergegas seorang diri menuju ke lobbu Stadion Kanjuruhan untuk membuat brikade. Saat itulah, dirinya melintas di pintu 13 dan 14.

"Kembali ke pintu semula, saat perjalanan. Saya harus melewati pintu 13-14. Di pintu 13 melihat kejadian itu," ujar dia.

"Saya lihat seorang perempuan, terjepit di tengah pintu, saya coba evakuasi. Kalau enggak ditolong bisa celaka," lanjutnya.

Eka memperkirakan, pintu itu hanya bisa dilalui oleh dua orang dewasa, jika dalam kondisi bersamaan.

Dirinya mengaku tak tahu sebab musabab kejadian itu sata melintas. Eka hanya melihat orang-orang di dalam stadion sudah saling berdesakan.

Selain mendengar suara letupan sebanyak dua kali. "Di akhir pertandingan ada suara letupan dua kali. Saya emggak paham letupan apa," jelasnya.

Usai kejadian itu dia bersama anggota polisi, suporter, TNI, hingga steward melakukan proses evakuasi korban.

"Saya tidak tahu, (korban, red) sudah meninggal atau belum, yang saya tahu dia kondisi lemas," ujarnya.

Di sisi lain, Eka mengaku, pelaporan tersebut dilakukannya usai mendapatkan instruksi. "Atas perintah. Perintah penyidik. Saya lupa namanya," ujar dia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM