Kampung Strom, Dusun di Probolinggo yang Produksi Listrik Mandiri

31 Januari 2023 21:00

GenPI.co Jatim - Dusun Sumber Kapong di lereng Gunung Argopuro, Kabupaten Probolinggo mendapat julukan Kampung Strom.

Secara administratif, kampung ini masuk wilayah Dusun Sumber Kapong, Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.

Julukan Kampung Strom disematkan karena desa tersebut mampu memenuhi kebutuhan energi secara mandiri.

BACA JUGA:  Polres Probolinggo Tangkap Pelaku Teror Bakar Mobil, Warga Lega

Sudah sejak puluhan tahun silam Kampung Strom memproduksi listrik sendiri dengan memanfaatkan aliran sungai kecil di dusun tersebut.

"Puluhan tahun lalu dusun kami gelap gulita, sekarang terang benderang. Tak perlu khawatir ada pemadaman, listriknya menyala 24 jam," kata Pengelola PLTMH yang juga tokoh masyarakat Dusun Sumber Kapong, Mohammad Rasid.

BACA JUGA:  Dinkes Kota Probolinggo Gelar Vaksin Booster 2 Covid-19, Warga Silakan Datang

Rosid yang mengisiasi hadirnya energi listrik mandiri tersebut. Dia yang terinspirasi saat berkunjung ke rumah pamannya di Kabupaten Jember sekitar tahun 1993.

Listrik di rumah pamannya yang berada di bekas perkebunan Belanda didapatkan dari kincir air. Rosid kemudian menerapkannya di desanya yang memiliki kontur sama, perbukitan dan dilalui sungai dengan arus air cukup kencang.

BACA JUGA:  Harga Beras Kualitas Premium di Probolinggo Meroket, Ini Sebabnya

Uang hasil menjual sapi dan perhiasan emas istrinya dibuat untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan baling-baling atau kincir air.

Tak punya bekal pengetahuan listrik, Rosid terus berusaha. Tak sedikit pula yang mencibirnya. Namun, kerja kerasnya membuahkan hasil.

Kini PLTMH terus berkembang. Tak lagi memakai baling-baling, melainkan sudah beralih ke turbin. Tiga PLTMH yang dikelola Kelompok Tirta Pijar itu mampu menghasilkan listrik 105 kilo volt ampere (KVA) yang berasal dari dua generator, masing-masing berkekuatan 40 KVA dan satu generator 25 KVA.

Listrik yang dihasilkan tersebut dialirkan kepada 600 keluarga dan pelanggan di dusun tersebut.

Tak hanya untuk menerangi saja, listrik yang dihasilkan juga digunakan untuk mengoperasikan alat pengolahan kopi, mebel, menyalakan televisi, dan lainnya.

Warga cukup membayar Rp 500 per kilowatt jam (kwh). Rata-rata warga membayar iuran dari Rp30.000 hingga 70.000 setiap bulan. Warga dibebaskan membayar sebulan, musiman, atau jika mampu membayar.

Uang tersebut digunakan untuk merawat turbin yang menghasilkan listrik.

Sekretaris Desa Andungbiru, Asrawi, mengatakan pemerintah desa juga berencana menggandeng Kelompok Tirta Pijar untuk memperluas jaringannya ke empat dusun lainnya yakni Krajan, Klakah, Kedaton, dan Lawang Kedaton.

Keempat dusun tersebut sebenarnya sudah dialiri listrik, namun belum terang. Tambahan pasokan listrik masih dibutuhkan salah satunya untuk jalan. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM