GenPI.co Jatim - Dugaan pelecehan seksual dilakukan oleh oknum guru terhadap siswa di salah satu Madrasah Ibtidaiyah atau MI di Surabaya.
Kasus tersebut mencuat setelah sejumlah orang tua korban melapor ke Polrestabes Surabaya pada Kamis, (16/2).
Pemkot Surabaya turun tangan ikut menangani kasus tersebut dengan memberikan pendampingan terhadap korban dan orang tua.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Kota Surabaya, Nanik Sukristina memastikan seluruh korban sudah mendapatkan pendampingan psikologis.
"Pendampingan bagi korban dan orang tua pada proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polrestabes Surabaya. Pendampingan korban untuk dilakukan visum et repertum psikiatrikum di RS Bhayangkara," katanya, Kamis (23/2).
Saat ini, kondisi para korban dalam kondisi stabil secara psikologis. Para siswa yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual bisa bercerita dan tidak menarik diri dari lingkungan.
Pembelajaran juga berlangsung normal, para siswa yang menjadi korban tetap bersekolah.
"Lingkungan sekolah kondusif, pembelajaran seperti biasa, tidak ada diskriminasi bagi korban, serta kepala sekolah, guru-guru dan wali murid mendukung," ungkapnya.
Nanik yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya itu memastikan tetap memantau dan mendampingi para korban.
Selain memberikan pendampingan terhadap korban, pihaknya melalui puskesmas juga melakukan edukasi dan penyuluhan seluruh siswa di MI tersebut.
"Kegiatan penyuluhan itu dilakukan pada tanggal 22 Februari 2023 oleh Puskesmas Gading Surabaya," kata dia. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News