GenPI.co Jatim - Louvre Surabaya dibekukan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) usai terindikasi match fixing atau pengaturan skor saat berlaga di ASEAN Basketball League (ABL) 2023.
Klub asal Kota Pahlawan itu tidak boleh beraktivitas di seluruh kejuaraan, baik nasional maupun internasional.
Berikut ini beberapa fakta mengenai dibekukannya Louvre Surabaya oleh Perbasi.
Dikutip dari JPNN.com, pihak louvre disinyalir melakukan beberapa pelanggaran, seperti pengaturan skor, permasalahan utang piutang, serta administrasi.
"Saat ini kami tengah melakukan investigasi serius dari laporan beberapa pihak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, untuk sementara kami membekukan Louvre Surabaya." ujar Sekjen Perbasi, Nirmala Dewi, Kamis (23/2).
Pembekuan tersebut untuk memudahkan investiasi terkait sejumlah laporan yang masuk. Louvre Surabaya dilarang melakukan kegiatan kejuaraan bola basket papun, baik nasional maupun internasional.
"Kami akan lakukan investigasi lebih lanjut terkait indikasi match fixing ini,” ujar Ketum PP Perbasi Danny Kosasih dikutip dari Antara, Kamis (23/2).
Keputusan pembekuan Louvre Surabaa telah dikoordinasikan dengan federasi bola basket internasional. “Apa yang kita lakukan ini tentu dikoordinasikan dengan FIBA Asia, FIBA Dunia, dan SEABA,” kata Nirmala dikutip dari Antara.
Klub menyayangkan keputusan yang diambil Perbasi. Pembekuan tersebut dinilai terlalu terburu-buru.
“Bagaimana mungkin mereka bisa menerapkan sanksi sementara mereka belum memiliki bukti-bukti valid atas pelanggaran yang dituduhkan? Apalagi hanya karena satu pesan berantai tanpa tahu kebenarannya,” jelas Louvre Surabaya dikutip dari Ngopibareng.id, Sabtu (25/2).
“Perbasi mencecar kami seperti kami sudah bersalah untuk membuktikan persoalan tuduhan kepada Louvre dari sebuah pesan berantai. Tuduhan ini sangat serius,” demikian keterangan Louvre Surabaya.
“Pada saat yang sama, Perbasi menyerahkan Surat Keputusan yang berisi pembekuan sementara kegiatan Louvre dengan alasan dan pertimbangan, Louvre melakukan pelanggaran kode etik padahal, kami baru didengar keterangan kami dalam pertemuan yang baru saja dihelat," sambungnya.
Sebelumnya, pemilik Louvre Erick Herlangga saat memenuhi panggilan Perbasi ke GBK Arena Jakarta. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News