GenPI.co Jatim - Seorang bocah SD (sekolah dasar) di Banyuwangi bunuh diri diduga karena sering di-bully oleh teman-temannya karena yatim atau tidak punya ayah.
Bocah berinisial MR (11) ditemukan gantung diri di rumahnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi pada Senin (27/2).
Berikut ini beberapa fakta-fakta mengenai bocah SD di Banyuwangi bunuh diri yang diduga karena sering di-bully.
MN (25) kakak korban terkejut menemukan adiknya dalam keadaan gantung diri di dapur rumahnya pada Senin (27/2) pukul 15.00 WIB.
Sang kakak sempat menolong korban dibantu oleh tiga orang temannya dan membawanya ke Klinik terdekat. Saat itu, MN masih merasakan denut nadi MR.
Namun, korban kemudian meninggal dunia diduga saat perjalanan ke klinik.
Menurut Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi, ibu korban Ws (50) mengungkapkan ada gelagat aneh saat anaknya tersebut pulang sekolah.
Raut wajah korban terlihat penuh amarah dan menimpan rasa dongkol. "Pulang sekolah biasanya salam kemarin nggak salam, ditanya itu juga tidak merespons," ujar Basori dikutip dari Ngopibareng.id, Selasa (28/2).
Basori menyampaikan, saat di sekolah korban terlihat terburu-buru pulang. Korban juga tak terlihat berbicara. MR, kata dia, memilih langsung pulang usai menjalani ujian.
Informasi yang dikumpulkan Basori, korban diduga sering di-bully teman-temannya. MR kerap pulang ke rumah menangis. “Setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol,” ujarnya.
Keterangan dari ibu korban, kata Basori, bocah tersebut memang sensitif. "Keterangan ibu korban, anak ini memang sensitif," kata Basori.
Masih menurut Basori, dari keterangan Ws, bocah yang duduk di kelas 4 SD tersebut tergolong anak rajin dan berbakti pada orang tua.
Sering kali MR membantu ibunya mengurus tanaman jahe. "Ibunya ini kerja ikut orang ngurus jahe, biasanya korban ya ikut bantu-bantu," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News