GenPI.co Jatim - Pemandangan berbeda terlihat di halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (8/3). Pemkot memasang ogoh-ogoh dan pura lengkap dengan pernak-perniknya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, keberadaan ornamen atau hiasan tersebut dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
"Pemasangan ornamen itu bukan sekadar untuk merayakan Hari Raya Nyepi, tetapi juga sebagai wujud dari Surabaya kota toleransi antarumat beragama," ujarnya, Rabu (8/3).
Selain di Balai Kota Surabaya, ogoh-ogoh tersebut juga terpasang di Balai Pemuda.
Dia mengungkapkan, ornamen serupa juga akan dipasang di Monumen Bambu Runcing, Jalan Panglima Sudirman.
"Kalau di Balai Kota itu bentuk hiasannya pura dan ada gapuranya, serta ogoh-ogoh yang dikelilingi ikan Sura dan Buaya. Sedangkan yang ada di Balai Pemuda, itu hanya ada gapura dan ogoh-ogoh," katanya.
Namun, pihaknya mengaku masih berkoordinasi dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Surabaya untuk ornamen yang ada di Bambu Runcing.
"Tidak asal pasang ini, kami juga harus mendapat persetujuan ketika memasangnya. Oleh karena itu, kami konsultasikan terlebih dahulu bentuk dan tempatnya di mana saja yang sesuai," kata Hebi.
Ogoh-ogoh yang ada di depan Balai Kota dan Balai Pemuda tersebut rencananya bakal diarak ke Pura Segara, Kenjeran sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, yakni pada 22 Maret 2023.
Hebi menjelaskan, pada tema perayaan Hari Raya Nyepi yang diusung tahun ini adalah Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia.
"Tema ini juga ditentukan oleh PHDI Kota Surabaya, karena berbeda setiap tahunnya," ujarnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News